Suar.ID - Semakin Mencurigakan, Danu kini Ngaku Disuruh Saksi Kunci Lain Jaga Hal Ini usai Mayat Amalia dan Tuti Ditemukan di TKP Pembunuhan Subang.
Kasus Subang hingga kini masih dalam proses mengungkap pelaku yang telah menghilangkan nyawa Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Meski fakta-fakta baru kian terkuak, namun polisimasih menyelidiki pelaku yang telah merampas nyawa ibu dan anak di Subang tersebut.
Kini, polisi sedang melakukan pemeriksaan maraton terhadap salah satu saksi, Muhamad Ramdanu (21).
Ia termasuk saksi kunci dari kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Kabupaten Subang yang terus menjadi bahan perbincangan di masyarakat.
Kepada Tribunjabar, Danu menjelaskan kronologi dirinya yang menerobos dari garis polisi serta membersihkan bak mandi.
Kata Danu, sekitar pukul 12.00 WIB pada 19 Agustus 2021 lalu, ia beranjak ke TKP, yang tak lain rumah dua korban perampasan nyawa.
Danu datang ke TKP karena disuruh oleh keluarga dari korban untuk menjaganya.
"Siang sekitar jam 12-an, waktu itu saya ke TKP disuruh sama keluarga untuk jagain TKP," ucap Danu.
Selepas berada di TKP, ia pun berdiam di SMA Negeri Jalancagak tepat di depan TKP.
Namun di saat itu, ia melihat seorang yang diam di TKP.
Tanpa pikir panjang, ia pun mendatangi orang tersebut.
"Nah, terus saya melihat orang itu diem di TKP langsung saya samperin,"
"Karena saya udah dapet amanat dari keluarga buat ngejaga di TKP," katanya.
Setelah mendatangi orang tersebut, Danu pun mengira orang tersebut adalah anggota kepolisian.
Danu langsung disuruh untuk memasuki TKP dan diminta juga untuk membersihkan bak mandi yang berada di TKP.
"Saya ngeliatnya itu, bapaknya datang ke TKP,"
"Terus saya disuruh masuk yang bukakan pintunya juga sama bapak itu dan si bapak megang kunci dari rumah," katanya.
Menurut Danu, saat itu ia tidak sendiri di SMA Negeri Jalancagak tersebut.
Kala itu, ia bersama dengan kepala sekolah Yayasan Bina Prestasi Nasional.
"Saya disana gak sendiri, ada temen-temen dari Yayasan, termasuk kepala sekolah juga ada disitu, di SMA Negeri Jalancagak,"
"Cuman, yang nyamperin hanya saya," katanya.