Suar.ID - Setahun Langsung jadi Orang Sukses usai Nekat Jual Daging Babi Menyerupai Daging Sapi, Pelaku Ungkap Caranya Kelabui Tukang Bakso di 3 Kecamatan.
Daging babi mirip daging sapi yang sudah terjual sebanyak 63 ton dan laku keras di pasaran menghebohkan warga.
Daging babi mirip daging sapi itu dijual lebih murah.
Produsen yang membuat daging babi mirip daging sapi membeli daging babi Rp 45.000.
Baca Juga: Masak jadi Secepat Kilat, Begini Cara Membuat Daging Cepat Empuk, Ternyata Mudah Banget!
Daging tersebut kemudian diolah dengan dicampuri boraks lalu dijual seharga Rp 60.000 ke pengecer di Kabupaten Bandung.
Sedangkan, pengecer menjualnya ke konsumen antara Rp 75.000 hingga Rp 90.000.
Polres Bandung pun menangkap empat produsen daging babi mirip daging sapi.
Empat pelaku diamankan pihak kepolisian setelah terbukti menjual daging babi di pasaran semenjak satu tahun terakhir ini.
Empat pelaku yang berhasil diamankan polisi terdiri dari dua pengepul, T (54) dan MP (46), serta pengecer AS (39), dan AR (38).
Menurut keterangan polisi, praktek penjualan daging babi menyerupai daging sapi ini sudah berlangsung hampir setahun.
Pelaku memiliki teknik tersendiri agar daging babi yang dijual terlihat seperti daging sapi.
Sejumlah barang bukti juga telah diamankan oleh polisi dari para pelaku.
Baca Juga: Satu Indonesia Tak Sadar, Ternyata Siomay dengan Ciri Seperti Ini Sangat Tidak Sehat lho!
Beberapa di antaranya, mulai dari freezer, timbangan, satu kilogram boraks, mobil, motor, dan besi pancing untuk menggantung daging.
Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan menceritakan kronologi penangkapan para pelaku.
Berawal dari pihaknya mendapat laporan dari masyarakat, di sekitar Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, ada aktivitas penjualan daging babi.
Mendapat laporan tersebut, sambungnya, pihaknya langsung melakukan penyelidikan.
Baca Juga: Pakai Bahan Dapur Ini agar Daging Sapi Lebih Empuk, Gini Cara Cepat dan Gampangnya
Benar saja, saat di tempat kejadian perkara (TKP) polisi mendapati tersangka MP dan T yang merupakan pengepul daging babi.
"Namun dijual ke publik atau masyarakat sebagai daging sapi," kata Hendra, melansir dari TribunJabar.id.
Selain mengamankan dua pengepul tersebut, sambung Hendra, pihaknya juga mengamankan dua orang pengecer yakni AS, dan AR.
Hendra mengatakan, empat pelaku ditangkap di dua lokasi berbeda.
Pelaku MP dan T ditangkap di kediamannya di Kampung Lembang, Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.
Di kediaman itu, polisi juga menangkap AS yang datang hendak membeli daging babi tersebut.
Sedangkan AR ditangkap di kediamannya di Kampung Pejagalan, Desa Majakerta, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung.
"Kita mengamankan kurang lebih 600 kilogram,"
"500 kilogram yang masih utuh kita sita dari freezer itu,"
"Kemudian, yang 100 kilogram kita sita dari para pengecernya," kata Hendra.
Pengepul, kata Hendra, bukan warga asli Banjaran, mereka hanya mengontrak.
"Saudara T dan MP ini hanya warga ngontrak kurang lebih satu tahun, berasal dari Solo."
"Barangnya ini dikirim oleh temannya dari Solo ke sini dengan menggunakan mobil pick up," kata Hendra, mengutip dari Antaranews.com.
Hendra mengatakan, MP dan T mengaku mendapat pasokan daging babi dari Solo, Jawa Tengah, dengan harga Rp 45.000.
Menurut Hendra, daging tersebut dijual oleh para pelaku di Pasar Baleendah, Banjaran, dan Majalaya.
"Dia telah menjual daging babi sekitar satu tahun."
"MP dan T menjualnya Rp 60.000 per kg dan ditingkat pengecer dijual Rp 75.000- Rp 90.000 per kg," katanya.
"Selama sekitar satu tahu, mereka telah menjual sekita 63 ton atau sekitar 600 kilogram per minggunya," sambung Hendra.
Dijelaskan Hendra, dalam melakukan aksinya para pelaku ini menggunakan boraks agar daging babi ini menyerupai daging sapi.
"Ada tekniknya dengan menggunakan boraks ini."
"Diolah, kemudian menyerupai daging sapi dan dijual seharga daging sapi," jelas Hendra.
Pada saat dijual di pasar, para pelaku menyebut daging itu sebagai daging sapi.
Hendra mengatakan, diduga daging telah beredar kepada para pembeli, baik untuk konsumsi rumah tangga, maupun para penjual bakso di 3 kecamatan itu.