Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ogah Dijebloskan ke Penjara, Para Anggota Cakrabirawa Lebih Pilih Tinggalkan Indonesia dan Hidup Bertani sebagai Warga Negara Thailand Sampai Ajal Menjemput

Ervananto Ekadilla - Sabtu, 10 April 2021 | 06:31
Para Prajurit Cakrabirawa lebih pilih tinggalkan Indonesia usai G30S/PKI, dan memilih hidup bertani hingga menjadi Warga Negara Thailand sampai ajal menjemput.
Istimewa/Tribun Kaltim via Surya.co.id

Para Prajurit Cakrabirawa lebih pilih tinggalkan Indonesia usai G30S/PKI, dan memilih hidup bertani hingga menjadi Warga Negara Thailand sampai ajal menjemput.

Suar.ID - Ogah Dijebloskan ke Penjara, Para Anggota Cakrabirawa Lebih Pilih Tinggalkan Indonesia dan Hidup Bertani sebagai Warga Negara Thailand Sampai Ajal Menjemput.

Zaman dahulu, anggota Cakrabirawa/Tjakrabirawa sangat terkenal dan dihormati.

Pasalnya, pasukan tersebut mempunyai tugas berat semasa bekerja, yaitu menjaga Presiden Soekarno.

Namun setelah purna tugas, kehidupan mereka jauh dari kata indah.

Baca Juga: Dari Presiden Pertama, Pendiri PKI, hingga Panglima Pemberontakan, Siapa Sangka Tokoh-tokoh Sejarah Indonesia Pernah 'Ngekos' di Rumah Ini, Bahkan Bersamaan

Pada 28 Maret 1966 di lapangan Markas Besar Direktorat Polisi Militer Jalan Merdeka Timur, Jakarta, pasukan pengawal Presiden Soekarno, Tjakrabirawa, secara resmi dibubarkan.

Tugas pengaman bagi Presiden Soekarno kemudian diberikan kepada Batalyon Para Pomad yang dikomandani oleh Letkol CPM Norman Sasono.

Tapi dibubarkannya Tjakrabirawa melalui upacara serah terima itu ternyata tidak “seindah” yang dibayangkan.

Biasanya jika ada resimen pasukan yang dilikuidasi, para anggotanya akan dikembalikan kepada satuannya masing-masing mengingat personel Tjakrabirawa berasal dari satuan AD, AL, AU, dan kepolisian.

Baca Juga: Akhirnya Terbongkar Ke Publik, Pak Harto Ternyata Punya Trauma Pada Alat Yang Kelak Jadi Lambang Partai Paling Dibencinya Ini, Begini Ceritanya

Namun, yang justru terjadi kepada para personel Tjakrabirawa adalah malapetaka.

Hal ini karena semua personelnya dianggap terlibat dalam Gerakan 30 September.

Maka yang terjadi setelah Tjakrabirawa dibubarkan, para personelnya diburu dan ditangkap oleh TNI AD.

Kemudian, mereka akan diinterogasi, disiksa, dan dipenjara tanpa perikemanusiaan.

Simpatisan PKI Madiun ditangkap oleh TNI
via Fotokita.net

Simpatisan PKI Madiun ditangkap oleh TNI

Baca Juga: Membongkar Tabir G30S Dari Bangsal Forensik: Faktanya, Tidak Ada Pencungkilan Mata Dan Pemotongan Alat Kelamin Para Jenderal Seperti dalam Film

Personel Tjakrabirawa yang dianggap telah melakukan pelanggaran berat seperti terlibat penculikan dan pembunuhan para jenderal TNI AD umumnya langsung dieksekusi.

Mereka pun menyadari bahwa jika sampai ditangkap tim pemburu, akan mendapatkan siksaaan berat saat diinterogasi.

Maka, banyak mantan personel Tjakrabirawa berusaha melarikan diri tanpa jejak.

Sebagai anggota militer dari kesatuan yang terbaik, cara melarikan diri para anggota mantan Tjakrabirawa itu juga tidak sembarangan.

Baca Juga: Begini Suasana ketika Aidit Diwawancarai Intisari pada Maret 1964: Banyak Minum Air Putih, Rokok, dan Secangkir Kopi Pahit

Beberapa orang bahkan menyusun strategi supaya bisa melarikan diri secara terencana.

Hal ini demi sampai di tempat pelarian yang dituju dan mereka tetap bisa survive.

Salah satu “rombongan” mantan personel Tjakrabirawa, berkat bantuan pejabat tertentu yang pro-Soekarno, bisa lari sampai Thailand secara legal.

Bahkan, mereka kemudian bisa menjadi warga Thailand!

Pasukan Cakrabirawa
IST/Wartakota via Surya.co.id

Pasukan Cakrabirawa

Baca Juga: Pernah Dijebloskan ke Penjara, namun Ahmad Dhani belum Kapok dan lebih Memilih Politik ketimbang Musik, Singgung soal Peran Ayah dan PKI: Makanya Orang Harus Paham

Agar pelarian di Thailand tidak menimbulkan masalah dan sekaligus tidak kebingungan mencari pekerjaan serta tetap bisa makan, pada awalnya para mantan anggota Tjakrabirawa banyak yang menjadi menjadi biksu.

Sedangkan anggota lainnya, banyak yang langsung membuka lahan di hutan.

Kebetulan pada 1970-an, untuk mengolah lahan di hutan-hutan Thailand tidak dipungut biaya.

Baca Juga: Tak Mau Dimasukkan ke Penjara, Para Anggota Cakarabirawa ini Pilih Angkat Kaki dari Indonesia dan Hidup Sebagai Seorang Petani di Thailand Hingga Akhirnya Ajal Menjemput

Lebih dari itu, lahan dibuka dan diolah pun bisa menjadi milik para pengolahnya.

Umumnya, para mantan Tjakrabirawa saat ini, terutama yang masih hidup, telah menjadi petani sukses dan memiliki lahan luas.

Para mantan anggota Tjakrabirawa di Thailand pun menikah dengan warga setempat dan menjadi warga negara resmi.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Selalu Dibelikan Barang Murah Wanita ini Usir Pacarnya hingga Pengkritik BPJS Kesehatan yang Pernah Ngaku Bangga jadi Anak PKI

Salah satu ciri yang bisa ditandai pada mantan personel Tjakrabirawa adalah memiliki kebiasaan berburu di hutan dan dikenal sangat mahir menembak.

Jika bertemu orang Indonesia yang sedang ke Thailand, mereka sangat merahasiakan jati diri sebagai mantan Tjakrabirawa.

Meskipun kadang-kadang, terutama yang berasal dari Jawa Tengah, sangat ingin berbahasa Jawa ketika bertemu turis Indonesia yang sedang berkunjung ke Thailand.

Baca Juga: Pernah Mengaku Bangga Jadi Anak PKI, Sosok Ini Kritik Keras BPJS Kesehatan dan Inginkan Adanya Rumah Sakit Tanpa Kelas, Siapa Dia?

Selayaknya para prajurit yang pernah di satuan elit Paspampres, dalam waktu tertentu mereka berkumpul dan kadang-kadang membahas perkembangan kehidupan sosial-politik di Indonesia.

Sejumlah mantan anggota Tjakrabirawa yang tersebar di Thailand karena usia lanjut telah meninggal.

Namun kendati suasana Indonesia telah berubah, para mantan personel Tjakrabirawa di Thailand ternyata memiliki satu prinsip, “tidak akan pernah pulang lagi ke Indonesia”.

Alasannya hanya satu, mereka yakin pasti akan ditangkap, dinterogasi, dan dijebloskan ke penjara.

Source :Tribun Pekanbaru

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x