Suar.ID -Keluarga Ashraf Sinclair rupanya juga mengadakan tahlilan di Malaysia.
Tahlilan ini digelar setelah 7 hari tinggal di jakarta untuk melepas kepergian suami BCL.
Hal ini diketahui melalui unggahan ayah Ashraf Sinclair, Mohamed Anthony John Sinclair di Instagram pribadinya @marmalademagician.
Pada unggahannya ini, ayah Ashraf Sinclair ini mengunggah sebuah foto yang menunjukkan kalau tahlilan Ashraf Sincalir di Malaysia ini digelar pada Sabtu (29/2) setelah Isya.
"Majlis tahlil for late Allahyarham Ashraf Daniel bin Mohamed Sinclair," tulis undangan tahlil tersebut.
"Hormat kami, mohon maaf jika ada kebingungan, tapi tahlil anak saya, Ashraf Sinclair digelar setelah Isya bukan ba'da Maghrib," tulis Mohamed Sinclair.
Setelahnya, pada Minggu (1/3) pagi, ayah Ashraf Sinclair ini mengungkapkan curhatan pilunya di Instagramnya.
Curhatan tersebut pun diberi judul 'Tentang Kehilangan - dari perspektif seorang ayah'.
Untuk diketahui, Ashraf Sincalir ini meninggal dunia di usia ke-40 tahun.
Ia meninggal pada Selasa (18/2) diduga karena serangan jantung.
Pada curhatan yang diunggahnya, Muhamed Sincalir mengungkapkan kalau sudah 2 minggu ini dirinya dan keluarga ditinggalkan oleh Ashraf Sinclair untuk selama-lamanya.
Dan malam tadi adalah malam tahlilan terkhir sebelum nantinya tahlilan yang diadakan di hari ke-40.
"Sudah hampir dua minggu sejak kau meninggalkan kami tiba-tiba, Ash. Tadi malam adalah tahlil terakhir, setidaknya sampai hari ke-40," tulis Mohamed Sinclair.
Ayah Ashraf Sinclair sendiri tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata saat ditanya mengenai perasaanya kehilangan sosok anak sulungnya yang sangat dicintainya.
"Saya ditanyai di pemakaman Anda bagaimana perasaan saya, saya bilang saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkan perasaan saya secara memadai - tetapi bagaimana perasaan saya sekarang? Saya sebenarnya harus berhenti sebentar dan mencari ke dalam untuk menjawabnya."
Meski begitu, mertua BCL ini mengungkapkan secara blak-blakan bahwa dirinya ini merasa mati rasa setelah mendengar kabar kematian Ashraf Sinclair.
Ini dikarenakan menurutnya, setelah meninggalnya sang anak, warna-warni dalam hidupnya kini menghilang begitu saja.
"Mati rasa, terutama. Saya dapat beroperasi setiap hari, tetapi sebagian besar warna hidup saya hilang," tulisnya.
Selama acara Tahlilan ini Mohamed Sinclair memang terlihat sempat tersenyum dan tertawa.
Namun sebenarnya itu semua hanyalah sekedar dipaksakannya.
"Saya bisa tertawa, tersenyum, bercanda dengan teman dan keluarga, dan berpose untuk para wefies di tahlil tetapi banyak dari ini dilakukan karena itu harus dilakukan; senyumku tadi malam lebih dipaksakan dari biasanya," aku Mohamed Sinclair.
Mohamed Sinclair juga mengaku terharu dengan semua masyarakat yang tidak dikenalnya ini beramai-ramai mengucapkan duka atas kepergian Ashraf Sinclair.
Bahkan sampai ada yang rela mengirimkan email meskipun orang tersebut tidak mengenal Ashraf Sinclair secara pribadi.
Hal ini pun malah membuat Mohamed Sinclair sebagai ayah Ashraf Sinclair merasa begitu terharu.
"Saya, dan tetap, benar-benar tersentuh oleh apa yang dikatakan orang-orang, sering kali sama sekali tidak dikenal, kepada saya tentang bagaimana Ashraf telah memengaruhi kehidupan mereka dengan berbagai cara.
Satu orang meluangkan waktu untuk menulis surat yang indah dan menyentuh kepada saya melalui email; dia tidak mengenal Ashraf atau Bunga, tetapi dia mengenali rasa sakit seorang ayah yang kehilangan putranya dan dia meluangkan waktu untuk menjangkau saya. Terima kasih Pak.
Saya sangat tersentuh dengan gerakannya, dan gerak-gerik banyak orang lain. Saya mencoba menjawab semua pesan belasungkawa yang membanjiri, baik sebagai bentuk terapi dan untuk menjaga diri saya sibuk, terutama dalam beberapa hari pertama," tulis Mohamed Sinclair.
Selain itu, Mohamed Sinclair juga mengungkapkan dirinya ini mati rasa.
Ini dikarenakan begitu sedih dan kehilangan ditinggalkan sang anak, Ashraf Sinclair.
"Mati rasa, sampai gelombang rasa sakit, kehilangan dan kesedihan datang menyapu saya; kadang-kadang cukup kecil, dan aku bisa mengedipkan air mata.
Di waktu lain membiarkanku menangis tersedu-sedu. Kemudian, secepat itu datang, itu mereda dan meninggalkan saya dan ketenangan mulai terjadi - agak basah dalam banyak kasus, tetapi lebih tenang," aku Mohamed Sinclair.
Kesedihan yang dirasakannya ini pun sempat direnungi oleh Mohamed Sinclair.
Kalau ayah kandungnya saja bisa bersedih hingga seperti ini, lalu bagaimana dengan BCL dan Noah Sinclair yang merupakan istri dan anak Ashraf Sinclair?
Tentu saja mereka merasakan kesedihan yang lebih lagi.
Meski begitu, justru BCL dan Noah Sinclair malah diakui Mohamed Sinclair justru kuat menghadapi cobaan ini.
"Jika seperti itu bagi saya, lalu bagaimana mungkin dengan Bunga, wanita yang luar biasa dan kuat seperti dia, dan Noah yang berusia 9 tahun?" ungkap Mohamed Sinclair.
Ada satu hal yang begitu menyakitkan bagi mertua BCL ini, yaitu dirinya tak berdaya memutar balik waktu kebersamaanya dengan Ashraf Sinclair.
Bahkan sampai-sampai jika bisa memutar waktu kembali, ayah Ashraf Sinclair ini mengaku ingin menawarkan diri sebagai pengganti Ashraf Sinclair yang sudah meninggal dunia.
"Salah satu hal yang paling menyakitkan bukanlah perasaan 'mengapa', tetapi ketidakberdayaan: tidak berdaya untuk meringankan kepedihan orang lain, tidak berdaya karena tidak mampu memutar balik waktu, bahkan untuk dapat menawarkan diri sebagai imbalan bagi hidupnya, seperti yang dilakukan orang tua mana pun, tanpa berpikir dan dengan detak jantung.
Ashraf tersayang, Anda tiba-tiba pergi begitu saja dari kehidupan kami, dan kami, sebagai teman dan keluarga, berjuang untuk memahami hal itu," tulis Mohamed Sinclair
"Meskipun kami berduka untuk Anda, Anda sekarang berada di luar jangkauan kami, lebih dulu daripada yang diungkapkan oleh ungkapan itu. Anda berada di mana Anda berada dan, selain berdoa untuk Anda, ada sedikit yang bisa kita lakukan, selain menanggung yang tak tertanggungkan ...
sampai, seiring waktu, itu menjadi lebih mudah dan kita dapat, dengan senyum sedih, melihat kembali pada ingatan kita dari semua yang Anda lakukan, sambil mengucapkan terima kasih untuk semua yang Anda bawa ke dalam hidup kami selama 40 tahun Anda. Tuhan memberkatimu Ashraf dan terima kasih atas segalanya," tulis Mohamed Sinclair
"Mati rasa, separuh warna hidupku hilang semenjak kepergianmu, Ash," tandas Mohamed Sinclair.