Suar.ID -MeskipunPilpres 2024-2029 masih sekitar 5 tahun lagi, namun sejumlah nama bakal Calon Presiden (Capres) 2024 mulai muncul ke permukaan.
Nama-nama Caprestersebut diprediksi menjadi sosok yang akan menggantikan Joko Widodo atau Jokowi.
Saat ini Jokowi telah memasuki masa pemerintahan periode keduanya yakni 2019-2024.
Sebelumnya, Jokowi pernah menjabat Presiden di masa pemerintahan periode sebelumnya yakni 2014-2019.
Baca Juga: Heboh Isu Masa Jabatan Presiden Ditambah Menjadi 3 Periode, Partai Prabowo Utarakan Pendapat Ini
Prabowo Subiantotampaknya harus waspada karena telah muncul nama-nama bakal Capres 2024 pengganti Jokowi.
Meskipun pemilihan Presiden 2024 masih jauh, namun beberapa tokoh politik sudah memprediksi beberapa nama yangakan maju menjadi Capres 2024.
Capres 2024 diprediksi akan datang dari berbagai latar belakang.
Mulai dari kepala daerah hingga militer.
Baca Juga: Begini Jawaban Rocky Gerung saat Disebut Stres karena Gagal Jadi Menteri Prabowo, Pokoknya Ngeselin
Melansir dari Tribun Timur, pengamat politik, Hanta Yudha menyebutkan jika kepala daerah khususnya Gubernur di Pulau Jawa harus menjadi perhatian.
Hal tersebut dilihat dari perjalanan Jokowi yang diawali menjadi Wali Kota.
"Kalau track itu tidak patah terhenti pada Joko Widodo yang tadi pernah jadi Walikota menjadi Gubernur kemudian menjadi Presiden," ujar Hanta dalam diskusi 'Golkar Mempersiapkan Transformasi Kader' di Senopati, Jakarta Selatan, Selasa (19/11/2019).
Hanta Yudha juga menyebutkan jika partai-partai besar seperi PDIP, Golkar, Nasdem hingga Gerindra akan memiliki figur yang siap maju Capres 2024.
Baca Juga: Kirain Sudah Tahu, Sosok Ini Ternyata Kaget saat Prabowo Dipilih Jadi Menteri Pertahanan oleh Jokowi
"PDIP misalnya, pasti muncul figur dari partai itu yang akan mendapat posisi strategis di 2024," katanya.
Lantas dari kalangan pemerintahan atau parlemen?
Beberapa nama menteri jelang 2024 akan muncul.
"Prediksi saya dari kelompok dari para menteri mungkin untuk muncul," ujar Hanta Yudha.
Bagaimana dengan kans bakal Capres munculkalangan militer aktif?
Hanta Yudha meyakini dari kalangan ini potensinya akan sangat kecil lantaran hanya memanfaatkan momentum.
"Terakhir sebagai opsi, ada kemungkinan muncul dari militer aktif yang kemudian dia punya momentum di 2024," ujarnya.
"Kita tidak menyebutkan nama dan jabatan tapi ada kemungkinan akan muncul nama-nama dari tentara atau polisi," kata Hanta Yudha lebih lanjut.
Daftar Nama Capres di 2024
Sementara itu, pada kesempatan terpisah, pengamat politik, M. Qodari mengungkapkan siapa saja tokoh yang jadi incaran untuk dijadikan calon Presiden RI pada Pilpres 2024 mendatang.
M. Qodari mengungkapkan setidaknya terdapat 3 nama tokoh yang disebut Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh dan digadang-gadang akan maju pada Pilpres 2019, menggantikan Jokowi atau Joko Widodo.
Hal itu disampaikan M Qodari melalui acara Indonesia Lawyers Club atau ILC TV One, Selasa (12/11/2019).
Mulanya, M. Qodari menyebut Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta yang serasa Presiden RI.
"Gubernur DKI Jakarta adalah Gubernur rasa Presiden," kata M. Qodari.
"Dan tolong jangan salahkan saya, Bang. Tadi malam, saya hadir dalam acara Nasdem," katanya menyambung
Dalam acara Kongres Partai Nasdem itu, Surya Paloh disebutnya menyampaikan ada beberapa calon Presiden yang menjadi perhatian publik.
M. Qodari menyinggung nama Anies Baswedan hingga Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parwansa.
"Bang Surya Paloh selalu menyebut bahwa di antara calon-calon itu Partai Nasdem menyebut di antara calon Presiden yang diperhatikan adalah Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa," katanya menyebut.
Lantas, M. Qodari menyinggung nama Gubernur Jawa Tengah ( Jateng ), Ganjar Pranowo.
"Sengaja enggak disebut Ganjar, takut Ibu Mega pulang lagi enggak jadi menghadiri acara," ucap M. Qodari terkekeh.
Menyinggung soal Pilpres 2024, M. Qodari mengungkapkan nama Anies Baswedan disebut pertama kali oleh Surya Paloh.
"Yang disebut pertama bang itu Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta. Nah ini baru masuk kacamata politiknya, Bang," kata M. Qodari.
Lantas, M. Qodari memberikan imbauan kepada Anies Baswedan.
"Memang Bung Anies harus betul-betul hati-hati karena semua aspek ini bisa dianggap sebagai bagian atau proses menuju Pilpres 2024 yang akan datang," ujar M. Qodari.
M. Qodari menyebut berbagai masalah dan tuduhan yang diarahkan ke Anies Baswedan bisa jadi merupakan serangan politik menuju Pilpres 2024 mendatang.
"Jadi yang namanya masalah, yang namanya kontroversi, yang namanya anggap lah serangan politik kan biasanya begitu, tuh. Kalau ada kritik, ada tuduhan, ada masukan, kadang-kadang kepala daerah itu bilang ini bersifat politis, kan gitu kan," kata M. Qodari.
Lebih lanjut, M. Qodari mengungkap dugaan adanya motif politik yang melatarbelakangi penemuan APBD janggal DKI Jakarta.
"Jadi, bisa jadi ada motif-motif politik yang kita pada hari ini belum tahu apakah itu betul atau tidak. Tapi bisa saja orang mengatakan, William juga harus siap ya dengan tuduhan begini, jadi yang bisa dituduh itu bukan cuma Anies, tapi William juga bisa dituduh," katanya.
Menjadi orang pertama yang menyoroti isu APBD janggal DKI Jakarta, William Aditya Sarana disebutnya harus siap terhadap segala tuduhan yang mungkin saja menyerang.
"Bahwa William melemparkan isu Aibon ini atau skandal (lem) Aica Aibon ini dalam tanda kutip karena belum jadi masalah korupsi ya baru indikasi di dalam anggaran ini adalah tanda kutip serangan politik," ujar M. Qodari.
Lantas, M. Qodari menyinggung tentang Partai Solidaritas Indonesia ( PSI ) yang menaungi William Aditya Sarana.
M. Qodari menyinggung soal beberapa kemungkinan agenda politik PSI.
"Karena PSI entah karena punya hubungan masa lalu dengan Gubernur sebelumnya atau agenda berbeda dengan Anies. Mungkin sudah menggadang-gadang calon presiden tersendiri gitu ya, entah siapa namanya, ini bisa dianggap sebagai serangan politik terhadap Anies," ucap M Qodari.(Edi Sumardi/Tribun Timur)
Artikel ini telah tayang di Tribun Timur dengan judulPrabowo Subianto Harus Waspada, Daftar Nama Bakal Capres di 2024 Pengganti Jokowi, Sandiaga Uno?