Memberikan Informasi Unik dan Hiburan - Suar.id

Total Ada 13 Ribu! Inilah Ciri-ciri Kotak Amal yang Diduga jadi Sumber Pendanaan Teroris JI: Ringan Beban Hidup dengan Bersedekah

Kamis, 17 Desember 2020 | 20:00
Grid Networks Ilustrasi - Inilah ciri-ciri kotak amal kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).
TRIBUNJAKARTA.COM/Yusuf Bachtiar

Ilustrasi - Inilah ciri-ciri kotak amal kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).

Suar.ID -Kepolisian RI mengungkapkan ciri-ciri kotak amal yang diduga menjadi sumber pendanaan organisasi Jamaah Islamiyah (JI).

Hal tersebut diketahui berdasarkan keterangan salah satu tersangka atas nama Fitria Sanjaya alias Acil yang merupakan pimpinan Yayasan Abdurrahman Bin Auf (ABA).

Kepala Divisi Humas Polri Irjen pol Argo Yuwono mengatakan yayasan tersebut terafiliasi dengan organisasi teroris Jamaah Islamiyah.

Ia mengungkapkan, ada dua bentuk kotak amal yang dapat diidentifikasi.

Baca Juga: Diduga Hidup dari Kotak Amal, Buronan Teroris 18 Tahun Bom Bali 1 Ini Akhirnya Tertangkap!

"Ciri ciri kotak amal yang diketahui, pertama kotak kaca dengan rangka alumunium untuk wilayah Jakarta, Lampung, Malang, Surabaya, Temanggung, Yogyakarta, dan Semarang," kata Argo dalam keterangannya, Kamis (17/12/2020), melansir dari Tribunnews.

Selain itu, Argo menyampaikan ada dua ciri-ciri lainnya yang bisa diidentifikasi masyarakat, khususnya untuk kotak amal berbentuk kaca dan sebarannya.

Baca Juga: Sangat Menguasai Wilayah Hutan, Ternyata Inilah Pekerjaan Ali Kalora di Masa Lalu sebelum Menjadi Teroris

"Kotak kaca dengan rangka kayu untuk wilayah Solo, Sumut, Pati, Magetan, dan Ambon," jelasnya.

Di sisi lain, ada lima ciri-ciri lainnya yang bisa diidentifikasi oleh masyakarat.

Namun memang, tidak ada ciri-ciri khusus yang menandakan kotak amal itu milik organisasi terlarang tersebut.

Baca Juga: Dikenal Sangat Sadis Dan Tak Kenal Ampun, Baru Saja Penggal Kepala Satu Keluarga Hingga Bakar 7 Rumah Warga, Sosok Ini Ternyata Mantan Kepercayaan Teroris Paling Dicari Di Indonesia

Ciri ciri lain itu sebagai berikut:

1. Melampirkan nama yayasan dan contact person pengurus yayasan

2. Melampirkan nomor SK Kemenkumham, nomor SK Baznaz, SK Kemenag

3. Di dekat kotak dilampirkan majalah yang menggambarkan program-program yayasan

4. Penempatan kotak Amal mayoritas di warung warung makan konvensional karena tidak perlu ijin khusus dan hanya meminta ijin dari pemilik warung yang biasanya bekerja di warung tersebut

5. Untuk ciri-ciri spesifik yang mengarah ke organisasi teroris tidak ada, karena bertujuan agar tidak memancing kecurigaan Masyarakat dan dapat berbaur.

Grid Networks Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Argo Yuwono (tengah)
Dok. Divisi Humas Polri
Dok. Divisi Humas Polri

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Argo Yuwono (tengah)

Baca Juga: Polri-TNI Bersatu untuk Buru Kelompok Teroris MIT di Sulteng yang Meresahkan Warga

Sebelumnya, Kepolisian RI mengungkapkan asal-usul dana yang digunakan dalam operasi jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI).

Total, ada dua pemasukan dana yang biasa digunakan organisasi terlarang tersebut.

Karo Penmas Humas Polri, Brigjen Awi Setyono mengatakan pemasukan dana pertama yaitu berasal dari Badan Usaha Milik Perorangan para anggota JI.

Baca Juga: Indonesia Berduka: Viral Video Pelayat Histeris Sembari Memeluk dan Mengusap Peti Mati Korban Teroris MIT

"Polri juga menemukan bahwa JI mempunyai dukungan dana yang besar dimana dana ini bersumber dari badan usaha milik perorangan atau milik anggota JI," kata Brigjen Awi di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (30/11/2020).

Selanjutnya, organisasi jamaah islamiyah juga menggunakan dana yang berasal dari kotak amal.

Menurut Awi, kotak amal itu ditempatkan di sejumlah minimarket di Indonesia.

Baca Juga: Dicap Kelompok Teroris Paling Bengis Penggal Satu Keluarga dan Bakar 7 Rumah di Sigi, Terungkap Sosok Inilah Dalang di Baliknya!

"Kedua, penyalahgunaan fungsi dana kotak amal yang kami temukan di minimarket di beberapa wilayah di Indonesia," jelasnya.

Lebih lanjut, Awi menyampaikan dana tersebut digunakan oleh JI untuk sejumlah kepentingan organisasi, mulai dari pemberangkatan anggota ke Suriah hingga pembelian persenjataan dan bahan peledak.

"Dana itu, oleh JI digunakan operasi pemberangkatan para teroris ke Suriah dalam rangka kekuatan militer dan taktik teror, untuk mengaji para pemimpin JI dan yang terakhir untuk pembelian persenjataan atau bahan peledak yang digunakan untuk amaliyah untuk jihad organisasi JI," pungkasnya.

Baca Juga: Makin Memanas! Presiden Suriah tuding Erdogan telah Mendukung Teroris di Libya

Pemilik Warung Tak Sangka Kotak Amal yang Dititipkan Milik Terduga Teroris

Tribun Jakarta
Tribun Jakarta

Warung Soto Bang Ali di Pancoran, Jakarta Selatan, salah satu kotak amal yang diduga sebagai sumber pendanaan teroris Jamaah Islamiyah berada di rumah makan ini.

Pemilik warung soto di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, mengungkapkan jumlah uang di kotak amal milik terduga teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang disita polisi.

AM, pemilik warung soto tersebut, mengatakan kotak amal itu belum terisi banyak uang.

"Cuma sekitar Rp 20 ribuan lah isinya," kata AM saat ditemui Tribun Jakarta di lokasi, Rabu (16/12/2020).

Baca Juga: Terciduk Berhubungan Intim dengan Istri Orang, Diktator Pemakan Daging Manusia Ini Ngacir dalam Keadaan Bugil!

Sebab, menurut AM, kotak amal tersebut belum lama dititipkan pelaku di warungnya.

Baru tiga hari dititipkan, polisi sudah menyita kotak amal itu dan menangkap pemiliknya.

"Memang (kotak amal) itu belum lama ditaruh di sini, baru tiga hari, isinya juga dikit kan, tahu-tahu baru tiga hari sudah diambil polisi," ujar dia.

Ia tak menyangka salah satu kotak amal yang diletakkan di meja pembeli adalah milik terduga teroris JI.

Baca Juga: Ternyata Masih Ada Hubungannya dengan ISIS, Densus 88 Berhasil Tangkap 15 Terduga Teroris di Bogor, Ini Jumlah Total yang Berhasil Ditangkap dalam 3 Bulan Saja

Pasalnya, pelaku merupakan salah satu pelanggan setia di warung soto tersebut.

"Nggak nyangka saya kalau dia itu ini lah (terduga teroris)," kata pemilik warung berinisial AM.

Menurut AM, pelaku juga berpenampilan seperti orang-orang pada umumnya.

"Nggak ada yang aneh sama sekali, ngomong pun juga biasa saja," ujar dia.

Baca Juga: Masih Ingat dengan Sosok yang Menusuk Eks Menkopolhukam Wiranto dengan Kunai? Kini Fakta Baru kembali Terungkap, Rupanya Ia juga Sempat Ingin Meneror Orang-orang dari Golongan Ini!

Polisi pun telah menyita sebuah kotak amal yang diduga milik kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) di salah satu warung soto di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.

Menurut pemilik warung soto berinisial AM, penyitaan kotak amal itu terjadi pada November 2020.

Ia mengaku tak ingat tanggal pasti saat polisi menyita kotak amal.

"Yang jelas (penyitaan kotak amal) itu bulan lalu hari Jumat, tanggalnya saya lupa, harinya saya ingat karena itu habis Jumatan," kata AM.

Baca Juga: Bertahun-tahun Pasca Ayahnya Dieksekusi Mati, Anak Pelaku Bom Bali I Ceritakan Kisah Pilu Kehidupannya Hingga Nyaris Ikuti Jejak Sang Ayah

AM menjelaskan, hari itu sebanyak enam anggota polisi berpakaian preman mendatangi warungnya.

Mereka bersikap seperti biasa layaknya pembeli, memesan makanan dan minuman.

"Biasa saja pesan soto, minum, makan saja mereka seperti biasa," ujar AM.

Di sela-sela menyantap makanannya, kata AM, polisi memperhatikan satu per satu kotak amal yang ada di warung soto miliknya.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap, Teroris Pelaku Pembunuhan Massal ini Ternyata Pengagum Berat Adolf Hitler, Percaya Adanya Alien dan Pangkalan Rahasia AS Tempat Anak-anak Dikorbankan Kepada Setan

Terdapatempat kotak amal yang ada di meja pembeli di warung soto tersebut, termasuk milik terduga teroris.

"Habis mereka makan baru ngomong soal kotak amal, 'kotak amal ini kita bawa ya', kata polisinya begitu," ucap AM.

"Saya tanya, 'bapak dari mana?' 'Dari Mabes Polri, ini ada hubungannya sama teroris', kata dia begitu," tambahnya.

Begitu tahu orang yang ingin menyita kotak amal itu adalah polisi, AM pasrah dan tidak menghalangi pihak yang berwenang.

Baca Juga: Pantas Sekarang Jadi KSAD TNI Angkatan Darat, Menantu Hendropriyono Ini Ternyata Pernah Ringkus Tangan Kanan Gembong Teroris Dunia Ini

AM mengungkapkan, mulanya pelaku merupakan salah satu pembeli di warung soto miliknya.

Pelaku bahkan sudah menjadi pelanggan setia di rumah makan tersebut.

Sekitar September hingga November 2020, pelaku sering membeli makanan di warung soto tersebut.

"Seminggu itu bisa empat sampai lima kali dia beli makan di sini, dan belinya tuh banyak," kata AM.

Baca Juga: Setelah Membunuh 3 Prajurit Kopassus hanya dalam 1 Bulan, Jenderal TNI Ini Minta KKB Papua Dimasukkan ke Daftar Teroris sehingga dapat Diburu seperti Fretilin! Begini Tanggapan Menkopolhukam Mahfud MD

Sekali beli, jelas AM, pelaku bisa memborong hingga sembilan porsi soto.

"Dia nggak makan di sini, selalu dibungkus," ujar AM.

Menurut AM, pelaku juga memintanya untuk menyediakan mangkuk khusus dengan alasan di kantornya tidak ada peralatan makan.

AM dan suaminya menyetujui permintaan pelaku.

Baca Juga: Breaking News: 2 dari 3 Warga Indonesia yang 90 Hari Disandera Abu Sayyaf Berhasil Dibebaskan

Yang jadi pertimbangan, pelaku merupakan pelanggan setia.

"Ya karena dia sering beli di sini, beli banyak juga, ya akhirnya kita sediakan mangkuk plastik, tapi bukan styrofoam ya, karena takut mengubah rasanya kan," tutur AM.

Setelah hampir tiga bulan menjadi pelanggan, baru lah pelaku mengutarakan niatnya untuk menitipkan kotak amal.

"Dia bilang, 'bu saya titip kotak amal ya di sini', saya sempat mau tolak karena di sini kan sudah banyak kotak amal, sudah ada tiga," kata dia.

Baca Juga: Istrinya Resmi Jadi Warga Negara Indonesia, Sosok Paling Berbahaya di Indonesia Ini Beri Reaksi Begini, Imut Banget

Namun pada akhirnya, AM tetap mengizinkan pelaku untuk menitipkan kotak amalnya.

"Tapi baru tiga hari di sini, kotak amalnya sudah diambil polisi, orangnya juga sudah ditangkap katanya," ujar AM.

Kotak amal yang "dititipkan" di rumah makan tersebut berbeda dengan kotak amal pada umumnya.

Biasanya kotak amal yang disebar berbentuk kotak terbuat dari kaca dan aluminium.

Baca Juga: Suaminya Lakukan Bom Bunuh Diri di Medan, Istrinya Ternyata Siap Lakukan Hal Menakutkan Ini di Bali, Sudah Kontak dengan Sosok Mengerikan Ini

Namun, di warung soto ini, kotak amal tersebut berbentuk seperti kaleng susu.

Di kotak amal tersebut tertulis nama Lembaga Amil Zakat Abdurrahman bin Auf.

Selain itu juga terdapat tulisan ajakan untuk bersedekah.

Baca Juga: Dinamai Sama dengan Nama Pemimpin Teroris Al-Qaeda, Beginilah Tingkah Laku Ganas Gajah ini, Simak Kisah Destruktifnya!

"Ringan beban hidup dengan bersedekah," demikian bunyi tulisan di kotak amal tersebut.

"Barang siapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya, hendaklah dia membantu (menyelesaikan) kesulitan orang lain."

Sebelumnya, berdasarkan data Mabes Polri, 13 ribu kotak amal yang tersebar di Indonesia digunakan sebagai media pendanaan kelompok teroris.

Empat ribu kotak amal di antaranya berada di wilayah Lampung.

Tag

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber Tribun Jakarta, Tribunnews