Suar.ID - Di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, tak sedikit masyarakat yang membutuhkan obat-obatan.
Menanggapi hal ini, Kementrian Kesehatan (Kemenkes) tengah menyiapkan aplikasi Farma Plus.
Aplikasi ini nantinya bisa digunakan oleh masyarakat untuk mengecek ketersediaan obat-obatan.
Dilansir Kompas.com, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan Airanti Anaya mengungkapkan kalau aplikasi ini akan segera diluncurkan.
Dengan adanya aplikasi ini masyarakat nantinya dapat mengetahui stok obat yang mereka butuhkan serta lokasi penjualnya.
"Kementerian Kesehatan telah membuat satu aplikasi yang disebut aplikasi Farma Plus di mana ketersediaan obat di apotik dapat diakses oleh masyarakat," kata Arianti Anaya, Sabtu (10/7/2021).
Arianti pun mengatakan kalau obat yang dicari masyarakat dapat ditemukan di apotek yang disebutkan ada di aplikasi Farma Plus.
Seperti contohnya adalah obat Azythromycin yang ada di apotek Kimia Farma.
"Nanti apotik Kimia Farma-nya juga bisa diakses, ini di daerah mana apotik Kimia Farmanya, Farma Plus ini jejaringnya sampai ke seluruh Indonesia," ucap Arianti.
Tak cuma melalui aplikasi, ketersediaan obat ini juga bisa dicek melalui situshttps://farmaplus.kemkes.go.id/.
Menurut penelusuran, di situshttps://farmaplus.kemkes.go.id/ ini setidaknya ada 6 jenis obat yang tersedia di 4.446 apotek.
Dalam tampilan situs ini sendiri nampak ketersediaan obat yang ada di apotek.
Obat ini diantaranya adalahAzithromycin,Favipiravir,Ivermectin,Oseltamivi, Remdesivir danTocilizumab.
Lalu bagaimanakah caranya?
Cara mengecek stok obat ini ternyata sangatlah mudah.
Berikut tata caranya.
1. Cukup pilih jenis obat yang dibutuhkan.
2. Kemudian pilih provinsi, dan kabupaten/kota tempat tinggal.
3. Selanjutnya situs Farma Plus ini akan mengeluarkan alamat beberapa apotek yang menyediakan obat yang dicari ini.
Stok Obat
Arianti pun memastikan kalau stok obat-obatan terapi Covid-19 pada saat ini masih mencukupi meski telah terjadi lonjakan kasus.
Demi memasitikan ketersediaan obat, pemerintaah terus mendorong industri farmasi swasta maupun BUMN untuk meningkatkan produksinya sambil mempercepat proses impor obat dari luar negeri.
Tak cuma itu, pemerintah juga mendorong agar para industri sesegera mungkin mendistribusikan obaat-obat ke berbagai fasilitas kesehatan dan juga rumah sakit.
"Sehingga tidak ada penimbunan dari obat-obatan di industri ataupun PBF agar masyarakat bisa terus menagkses obat-obatan yang ada, yang tentunya sangat dibutuhkan oleh masyarakat," kata Arianti.