Alhasil pusat inokulasi di negara Amerika Latin itu hampir kosong.
Dan itu membuat khawatir pemerintah Bolovia.
Sebab mereka takut warga negaranya akan menghadapi gelombang kedua jika tidak melakukan vaksin dengan cepat.
Apalagi Reuters melaporkan tidak mudah mengubah persepsi masyarakat Bolivia akan besarnya kehebatan vaksin virus corona yang sudah dikonsumsi massal di berbagai negara itu.
Rendahnya partisipasi masyarakat Bolivia terhadap vaksin virus corona juga semakin menjadi-jadi tak kala mereka mengatakan suntikan akan sia-sia.
Hal ini ditambah dengan kampanye berita palsu yang menyertakan selebaran yang mengatakan vaksin mengandung "setan".
"Kami membaca beberapa pamflet di El Alto dari kelompok anti-vaksin tentang keberadaan zat dalam vaksin dari Lucifer," kata Maria Rene Castro, wakil menteri epidemiologi.
"Dan karena itu vaksin itu bersifat setan."
"Disinformasi global telah datang ke negara kami dan berdampak pada orang-orang yang menghindari vaksinasi," tambahnya.
Diketahui, sebagian besar negara di Amerika Selatan sedang diterjam oleh gelombang baru pandemi virus corona.
Termasuk Bolovia sendiri.