Suar.ID -Belakangan sebuah video menjadi viral di media sosial.
Pada video ini memperlihatkan seorang pria berkepala plontos ngamuk hingga merusak rambu lalu lintas.
Video ini diunggah oleh sebuah akun @smart.gram pada Kamis (25/3/2021).
Mulanya nampak seorang pria berkepala plontos berkacamata hitam dan mengenakan pakaian singlet hitam sedang beradu mulut dengan petugas Dishub.
Pria ini nampaknya sedang komplain ke petugas Dishub yang tengah mengatur lalu lintas di lokasi tersebut.
Namun ketika diberi arahan oleh petugas, pria ini malah kesal.
Dengan arogan ia pun malah nekat merobohkan sebuah papan rambu lalu lintas yang ada di tempat itu.
Setelah itu, ia pun nampak berargumentasi dengan seorang petugas dishub yang baru saja datang dengan mobil dinasnya.
Sambil marah-marah dan berteriak pria ini mengungkapkan untuk tak menyusahkan masayrakat.
"Jangan nyusah-nyusahin masyarakat!" teriak pria plontos ini.
Kemudian seorang petugas pun mencoba menenangkan pria ini.
Video ini pun menuai berbagai komentar dari netizen.
"Ketika keegoisaan melanda hati ya begini...." tulis akun @edosofyart.
"Merusak fasilitas negara, apa hanya dibiarkan begitu aja," lanjut akun @hendardi.
"Gak paham lagi. Kok makin banyak manusia kek gini yah," komen akun @evrindunggio.
Nasib Pria Berkepala Plontos Kini
Dilansir TribunJakarta.com, pria berkepala plontos di Jalan KH Noer Ali Kalimalang, Kota Bekasi ini kini resmi dilaporkan polisi.
Laporan tersebut dibuat anggota Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi ke Polres Metro Bekasi Kota pada Kamis (25/3/2021).
Dalam surat laporan bernomor LP/884/K/III/2021/Restro Bks Kota, pelapor atas nama Syafrudin yang merupakan PNS di lingkungan Kota Bekasi.
Laporan yang dibuat ini berkaitan dengan tindak pengerusakan yang dilakukan pria tak dikenal ini hinggamerugikan Dishub Kota Bekasi.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Bekasi yang bernama Teguh Idrianto pun turut membenarkan hal ini.
"Benar, sudah dilaporkan ke Polres Metro Bekasi Kota," kata Teguh saat dikonfirmasi.
Ia pun juga menambahkan kalau pihaknya tak ingin kejadian serupa terjadi lagi.
Sebab tindakan arogan dalam video ini sangat tak bisa ditolerir.
"Laporan dalam rangka untuk memberikan efek jera, bahwa apa yang dilakukan itu salah dan tidak ada pembiaran supaya enggak melakukan lagi dikemudian hari," tegasnya.
Selanjutnya ia berharap kalau kasus ini bisa jadi pembelajaran untuk masyarakat luas.
Jika memang ada keberatan soal kebijakan atau hal lain bisa disampaikan dengan lebih bijak.
"Untuk pembelajaran masyarakat, karena negara kita negara hukum, segala sesuatu bisa dibacarakan, enggak main aturan sendiri," tuturnya.