Follow Us

Baru Seumur Jagung jadi Mensos, Risma Tiba-tiba Dipolisikan, Apa Masalahnya?

Ervananto Ekadilla - Selasa, 12 Januari 2021 | 20:00
Menteri Sosial, Tri Rismaharini dilaporkan ke polisi, ada masalah apa?
kemensos.go.id

Menteri Sosial, Tri Rismaharini dilaporkan ke polisi, ada masalah apa?

Suar.ID - Kegiatan Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, menuai banyak sorotan.

Pasalnya, mantan Wali Kota Surabaya itu melakukan aksi blusukan di Jakarta setelah dilantik sebagai Mensos menggantikan Juliari P Batubara yang ditangkap KPK.

Bahkan, banyak yang menganggap pertemuan Risma dengan tunawisma cuma settingan.

Akibat aksi blusukan itu, Risma juga dilaporkan ke polisi.

Baca Juga: Dituding Lakukan Drama Settingan Terkait Bantuannya dengan Seorang Pemulung, Menteri Sosial Tri Rismaharini Bantah Begini

Pelapornya adalah Wakil Ketum Pergerakan Pengamal Khittah Nahdliyah, Tjetjep Muhammad Yasen atau Gus Yasin.

Gus Yasin ingin melaporkan Menteri Sosial Tri Rismaharini ke Polda Metro Jaya, pada Senin (11/1/2021) siang.

Namun, laporan tersebut ditolak oleh Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya.

Baca Juga: Mensos Risma Gencar Blusukan, Fahri Hamzah justru Berikan Sindiran Menohok: Sibuk Dianggap Sukses, Citra Dianggap Kinerja

"Saya di Poda Metro barusan selesai lapor."

"Yang saya tahu Sudirman-Thamrin steril dari gelandangan," ujar Gus Yasin saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.

Gus Yasin menuduh blusukan Risma hanyalah rekayasa berdasarkan keterangan tetangga salah satu tunawisma, Nursaman.

Tetangga itu, kata Gus Yasin, menyebutkan kalau Nursaman bukan gelandangan.

Baca Juga: Banting Tulang Blusukan di Jakarta, Aksi Risma ini Malah Dinyinyiri Ketua Komisi A DPRD Jakarta Hingga Disebut Norak: Jangan lebay!

"Dari berita, Nursaman bukan gelandangan, bahkan tetangganya membantah kalau Nursaman bukan tunawisma," kata Gus Yasin.

Namun, Gus Yasin mengakui kalau rencana pelaporan terhadap Risma itu ditolak.

Hanya saja, ia tak menyebutkan alasan penolakan tersebut.

Aksi blusukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menuai sorotan publik.
Humas Kemensos | Kompas

Aksi blusukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menuai sorotan publik.

Baca Juga: Baru Kali Ini Kelola Uang Sangat Besar Setelah Resmi Jadi Menteri Sosial, Risma: Aku Harus Hati-hati Sekali, Itu Kan dari Pajak Rakyat

"SPKT menolak menerima laporan langsung yang tentu menolak membuatkan surat tanda bukti laporan," katanya.

Gus Yasin mengatakan, tetap menyampaikan laporan terhadap Risma dalam bentuk surat yang telah disiapkan sebelum datang ke Polda Metro Jaya.

"Terpaksa menyampaikan laporan dalam bentuk surat yang sudah saya siapkan untuk menjaga kalau laporan langsung ke SPKT ditolak," ucapnya.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Aib Lesty Kejora Tetiba Dikuliti Habis Saudaranya Sendiri, Ungkap Pernah Bertukar Pacar Gara-gara Hal ini, Padahal Sang Biduan Dikenal Polos!

Fahri Hamzah Berikan Sindiran bagi Mensos Risma yang Blusukan

Politikus Partai Gelora, Fahri Hamzah memberi tanggapan terkait blusukan yang dilakukan oleh Menteri Sosial, Tri Rismaharini.

Dalam cuitannya di akun Twitter @Fahrihamzah, Rabu (6/1/2021), ia menyebut, Risma harus diingatkan terkait perbedaan antara walikota dan menteri.

Fahri Hamzah lalu menjabarkan perbedaan kerja walikota dan menteri.

Baca Juga: Pendemo UU Cipta Kerja Bentrok hingga Hancurkan Fasilitas Publik di Surabaya, Risma Ngamuk: Saya Setengah Mati Bangun Kota Ini!

"Staf-nya bu Risma harus kasih tau beliau beda jadi walikota dan Menteri.

Perbedaan tidak saja pada filosofi, skala, juga metode.

Menteri Tidak dipilih tapi ditunjuk, kerja sektoral saja dan berlaku di seluruh negeri.

Walikota dipilih, non sektoral tapi terbatas kota," tulisnya.

Fahri Hamzah berikan kritikan kepada Mensos Risma yang gencar blusukan.
Kolase Tribun Kaltim

Fahri Hamzah berikan kritikan kepada Mensos Risma yang gencar blusukan.

Baca Juga: Tidak Gengsi, Inilah Profesi yang Bakal Ditekuni Tri Rismaharani setelah Pensiun: Gak Ada yang Perlu Dimalukan

Ia lalu menyoroti soal blusukan Risma di sejumlah tempat di Jakarta sebelumnya.

Menurutnya, masih banyak permasalahan yang dialami masyarakat di daerah terpencil.

Baca Juga: Sebentar Lagi akan Purna Tugas, Wali Kota Surabaya: Saya Mohon Pamit Bapak Ibu Sekalian

"Tadinya aku gak mau tulis tapi ya salah...

Kemiskinan itu bukan di Jakarta, tapi di daerah terpencil sana.

Itu rakyat bunuh diri, bunuh keluarga, ada ibu bunuh 3 anaknya karena melarat, tapi para penjilat dalam birokrasi ini jahat, tega amat sih, ayolah mulai dari data," jelas Fahri Hamzah.

Selanjutnya, Fahri menyebutkan sejumlah tugas yang menurutnya sebagai kerja negara.

Baca Juga: Tindakannya Bersujud dan Menangis Memeluk Kaki Dokter Dianggap Hanyalah Pencitraan, Wali Kota Risma Beri Balasan Menohok: Kalau Perlu Saya Dipotong Lehernya, Siap Saya!

"Kalau ada data, analisa, keluar konsep, lapor presiden, hearing di @DPR_RI muncul kritik, muncul koreksi, publik nimbrung lalu bikin kesimpulan akhir, lalu eksekusi secara massif nasional melalui jalur-jalur struktural, barulah masalah selesai.

Itu kerja negara bukan kerja media," lanjut dia.

"Kalian sampaikan ke bu Mentri, krisis ini akan panjang.

Karena ketimpangan, kemungkinan di daerah terpencil akan makin sulit, tapi orang desa gak ribut.

Memang yang bahaya orang miskin kota, ada politik ada kelas menengah yang advokasi, tapi kerja pakai data," jelasnya.

Baca Juga: Wali Kota Surabaya Memohon untuk Tidak Disalahkan: Menangis dan Rela Bersujud di Hadapan Dokter

Fahri Hamzah lalu meminta Risma agar bekerja sebagai Mensos menggunakan konsep.

"Kita doakan siapapun yang memberi hatinya kepada rakyat jadi pemimpin di negeri ini, tapi tolong juga pakai ilmu.

Kerja pakai konsep dan jangan tiba masa tiba akal, sibuk dianggap sukses dan citra dianggap kinerja.

Situasi sulit, uang makin sedikit tolong jangan sia-siakan waktu, thanks," pungkas Fahri Hamzah.

Source : Kompas.com, Twitter

Editor : Ervananto Ekadilla

Baca Lainnya

Latest