"Habis mereka makan baru ngomong soal kotak amal, 'kotak amal ini kita bawa ya', kata polisinya begitu," ucap AM.
"Saya tanya, 'bapak dari mana?' 'Dari Mabes Polri, ini ada hubungannya sama teroris', kata dia begitu," tambahnya.
Begitu tahu orang yang ingin menyita kotak amal itu adalah polisi, AM pasrah dan tidak menghalangi pihak yang berwenang.
AM mengungkapkan, mulanya pelaku merupakan salah satu pembeli di warung soto miliknya.
Pelaku bahkan sudah menjadi pelanggan setia di rumah makan tersebut.
Sekitar September hingga November 2020, pelaku sering membeli makanan di warung soto tersebut.
"Seminggu itu bisa empat sampai lima kali dia beli makan di sini, dan belinya tuh banyak," kata AM.
Sekali beli, jelas AM, pelaku bisa memborong hingga sembilan porsi soto.
"Dia nggak makan di sini, selalu dibungkus," ujar AM.
Menurut AM, pelaku juga memintanya untuk menyediakan mangkuk khusus dengan alasan di kantornya tidak ada peralatan makan.