Suar.ID -Perintah pencopotan baliho Habib Rizieq sontak memicu perdebatan di mana-mana.
Lebih dari itu, banyak yang bertanya-tanya: siapa Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman, sosok yang memerintahkan pencopotan baliho Habib Rizieq itu?
***
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya."
Begitulah petikan pernyataan tegas Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
Pernyataan itu dia sampaikan ketika dikonfirmasi wartawan tentang video viral prajurit TNI mencopot spanduk dan baliho pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
"Ini negara negara hukum, harus taat kepada hukum. Kalau pasang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan," kata Dudung di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11).
"Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu."
Siapa sosok Dudung?
Dudung lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 19 November 1965.
Kariernya menjadi Pangdam Jaya tak mudah.
Dia adalah sosok from zero to hero.
Dikutip dari tayangan YouTube KompasTV pada 27 Juni 2020, masa muda Dudung dikenal penuh perjuangan.
Ayahnya adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS) TNI yang bertugas di Bekangdam (Perbekalan dan Angkutan Kodam) Kodam III Siliwangi, tetapi meninggal dunia saat Dudung masih SMP.
Sejak saat itulah, Dudung harus membantu ibunya bekerja untuk membesarkan dia dan tujuh saudaranya.
Dudung tak malu untuk berjualan kue di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat, bahkan juga menjadi loper koran.
"Saya harus cari kayu bakar dekat rumah dan keliling (jualan kue) di asrama (TNI). Jadi pagi saya ambil koran, saya baca-baca dulu koran itu, terutama Kompas, saya paling senang tajuk rencana Kompas," ujar Dudung.
Baca Juga: Viral Aksi Pria Berbaju Loreng Lakukan Pencopotan Paksa Baliho Habib Rizieq, Begini Reaksi TNI
Ada kisah menarik saat Dudung berjualan kue di lingkungan Kodam Siliwangi.
Di situlah mimpi Dudung menjadi perwira TNI bermula.
Kala itu, seorang prajurit TNI menendang barang dagangan milik Dudung.
Rupanya, prajurit TNI itu tidak mengetahui bahwa Dudung sudah sering keluar masuk lingkungan Kodam Siliwangi untuk berjualan.
Tiba-tiba Dudung dipanggil, lalu diinterogasi kenapa asal masuk.
"Sambil dia tanya-tanya, taunya dia tendanglah bawaan saya. Dak...," kata Dudung, dilansir dari Antara.
"Saat itu saya bawa klepon. Menggelindinglah 55 buah klepon yang saya bawa itu," lanjutnya.
Dudung menyayangkan perlakuan anggota TNI tersebut.
Namun, dari situlah Dudung bermimpi menjadi perwira TNI yang kelak bisa mengayomi.
"Awas nanti saya bilang, saya jadi perwira nanti," kata Dudung.
Dudung harus memilih antara melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi untuk menjadi insinyur atau mengejar cita-cita menjadi perwira lewat Akademi Militer (Akmil) setelah lulus dari sekolah menengah atas (SMA).
Akhirnya, dia membulatkan tekad untuk menempuh pendidikan di Akademi Militer.
Dudung lulus dari Akademi Militer pada 1988 dari kecabangan infanteri.
Tekadnya masih sama, yaitu menjadi perwira yang selalu melindungi dan melayani rakyat.
Berbagai posisi pernah dijabat Dudung di dunia kemiliteran.
Dia pernah menjabat sebagai Aspers Kasdam VII/Wirabuana pada tahun 2010 hingga 2011.
Kemudian, Danrindam II/Sriwijaya tahun 2011, Wagub Akmil pada tahun 2015 hingga 2016, serta Staf Khusus KSAD tahun 2016 hingga 2017.
Lalu, Waaster KSAD tahun 2017 hingga 2018, Gubernur Akmil tahun 2018 hingga 2020, sampai akhirnya menjabat sebagai Pangdam Jaya.
Dia dilantik sebagai Pangdam Jaya pada 27 Juli 2020.
Ingatkan Rizieq dan FPI
Dudung sebelumnya mengakui memerintahkan jajarannya untuk mencopot spanduk dan baliho Rizieq Shihab.
Dudung menjelaskan, awalnya sejumlah petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin itu.
Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut.
Oleh karena itu, TNI turun tangan.
Dudung memastikan bahwa operasi untuk menurunkan baliho Rizieq masih akan terus berlanjut.
"Dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam," katanya.
Pangdam Jaya juga membenarkan adanya patroli pasukan TNI dengan kendaraan taktis di Petamburan III, dekat markas FPI.
Hal itu menjawab video pergerakan pasukan yang beredar di media sosial.
Menurut Pangdam Jaya, tindakan pasukan TNI di Petamburan itu memang kegiatan patroli rutin untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Dudung lalu mengingatkan Rizieq Shihab dan FPI bahwa akan ada konsekuensi jika mencoba mengganggu persatuan di wilayah Kodam Jaya.
"Jangan coba-coba ganggu persatuan dan kesatuan di Jakarta. Saya panglimanya. Kalau coba-coba, akan saya hajar nanti," kata Dudung.
Mendengar pernyataan Dudung itu, prajurit TNI yang berada di Monas langsung bertepuk tangan.
Dudung kemudian merespons itu.
"Semua prajurit mendukung. Siap kalian, ya?" kata Dudung. "Siaaap," jawab para prajurit TNI kompak.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perintahkan Copot Baliho Rizieq Shihab, Siapa Sosok Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman?"