Gembong kemudian meminta Pemprov DKI Jakarta untuk membayangkan jika rumah OTG virus corona yang ditempeli stiker tersebut berada di lingkungan padat penduduk.
Menurutnya, hal itu akan menimbulkan kepanikan bagi warga sekitar.
"Kita bayangkan kalau itu dilaksanakan di pemukiman padat," ucap Gembong.
"Maka secara psikologis, akan merusak psikologi warga yang di sekitar yang pada akhirnya, bukan memberantas, justru sebaliknya,"
"Karena masyarakat kan jadi panik, kepanikan itu yang akan mengurangi imunitas warga di sekelilingnya, ini kan berbahaya," imbuhnya.
Tak hanya itu, menurut Gembong Warsono, penempelan stiker tersebut juga dapat memancing aksi bully di lingkungan anak-anak.
"Misalkan kita sama-sama punya anak kecil, tiba-tiba Gembong rumahnya dikasih stiker OTG mungkin nanti anak saya diledekin oleh anaknya Pak Wagub," ucap Gembong.
"Jangan deket-deket dengan anak Pak Gembong!" tambahnya.