Melansir dari Aircraftcompare, harga satu pesawat ini mencapai US$ 115 juta atau setara dengan Rp 1,5 Triliun.
Sejauh ini negara yang sudah membeli pesawat Rafale adalah India, Libya, Inggris, dan Swiss.
Dassault Rafale, yang disebut sebagai satu-satunya pesawat tempur yang bisa menghindari sistem rudal S-200 milik Libya inidinilai lebih bagus dari pesawat tempur milik empat negara Eropa (Inggris, Jerman, Italia dan Spanyol) Eurofighter Thypoon.
Namun, ada beberapa kelemahan yang ada pada Rafale, salah satuya yaitu corong pengisian BBM (air refuelling probe) yang tidak dapat dilipat atau dimasukkan ke dalam body pesawat (non retractable probe).
Baca Juga: Kapal Asing Mulai Berani Masuk ke Natuna, Edhy Prabowo: Kita Sudah Lakukan Pengawasan
Corong BBM tersebut cukup mengganggu visual, yang tentu saja dapat mengganggu pandangan pilot di kokpit pesawat.
Non retractable probe yang terpasang 'tetap' tersebut dapat menciptakan large blind spot (titik buta yang besar) pada cockpit view.
Belum lagi ada anggapan non retractable probe akan menciptakan drag (hambatan) udara.
Meski secara visual tampak cacat, namun desain Rafale lebih murah biaya perawatannya karena lebih mudah untuk dibongkar pasang.
Sedangkan yang memakai moncong model retractable lebih mahal biaya perawatanya dan rawan macet.