Sementara Achmad mengklaim bahwa per 14 September 2019, IKAGI berada di bawah kepemimpinannya dengan wakil, Mega Wijana.
"Saudara Zaenal mengaku sebagai ketua IKAGI, padahal secara legal dan formal diketahui bahwa Zaenal, Ketua Perkumpulan Awak Kabin Garuda Indonesia dan perkumpulan itu terdaftar di Kemenkumham, bagian dari ormas berbadan hukum," jelasnya.
Tak hanya soal kepemimpinan IKAGI atas nama Zaenal, Achmad juga membantah berbagai tudingan buruknya manajemen dan kebijakan perusahaan di era Ari Askhara.
Hal ini disampaikannya melalui Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) Tommy Tampatty yang berada di pihak Achmad.
"Kami sampaikan bahwa IKAGI yang resmi, yang legal datang ke kantor Menteri BUMN untuk sampaikan, sebenarnya apa yang ada di dalam kubu awak kabin. Karena banyak isu yang dilempar lewat Youtube dan lainnya. Kami tidak mau nama profesi awak kabin rusak," katanya.
"Saat ini terkesan kayaknya awak kabin diperas, diperlakukan tidak adil sejak Ari Askhara. Padahal sekarang ini, (awak kabin) dikasih guarantee jam terbang 60 jam, kalau tidak sampai tetap dibayar 60 jam karena ada operasional terganggu, beberapa kami stop. Jadi kayaknya mereka tidak disejahterakan, ini yang kami luruskan," sambungnya.
Lebih lanjut, menurut Tommy, IKAGI di bawah kepemimpinan Achmad dan Sekarga di bawahnya tetap mendukung apapun keputusan Menteri BUMN Erick Thohir.
Misalnya, dengan sudah memberhentikan Ari Askhara.
Namun, ia ingin mengoreksi bahwa kinerja perusahaan sejatinya baik-baik saja dan tak 'sebobrok' yang disampaikan oleh para awak kabin di bawah pimpinan IKAGI bernama Zaenal.