Follow Us

Viral Kematian Menghebohkan Wanita Berjuluk Kim Kadarshian dari Pakistan, Ternyata Motif Pembunuhan yang Menimpa Wanita Cantik Ini Juga Terjadi pada Ratusan Wanita Lainnya

Ervananto Ekadilla - Sabtu, 28 September 2019 | 20:30
Kim Kadarshian dari Pakistan
Mirror

Kim Kadarshian dari Pakistan

Suar.ID - Terdapat sebuah kasus yang menghebohkan di Pakistan, di mana Qandeel Baloch, yang dijuluki Kim Kardashian dari Pakistan, dibunuh oleh seseorang pada 2016 yang saat itu belum diketahui identitasnya.

Namun kini terkuak sudah identitas pembunuh dari Qandeel Baloch.

Pembunuh dari Qandeel, rupanya saudara laki-lakinya sendiri.

Saudara Qandeel, dinyatakan bersalah atas pembunuhannya dalam kasus yang memicu kemarahan Masyarakat Pakistan.

Baca Juga: Demi Penampilan Mirip Kim Kardashian, Perempuan Ini Tewas Setelah Bokongnya Disuntik dengan Pelumas Mesin Pesawat

Sebuah pengadilan di Pakistan telah menghukum saudara laki-laki Qandeel Baloch yang berusia 26 tahun atas pembunuhannya setelah dia mencekik Qandeel karena penentangannya terhadap postingan di media sosialnya.

Dia mengaku mencekik saudara perempuannya pada bulan Juli 2016, pada saat itu ia mengatakan bahwa Qandeel telah membuat malu keluarganya.

Baloch, yang nama aslinya adalah Fauzia Azeem, dijuluki sebagai 'Kim Kardashian dari Pakistan' dan memiliki karir modeling di balik ketenaran di media sosialnya.

Saudaranya, Muhammad Waseem dinyatakan bersalah atas pembunuhan tersebut dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan di kota Multan timur pada hari Jumat, (27/9/2019) waktu setempat.

Baca Juga: Kini Jadi CEO, Beginilah Nasib Ario Kiswinar yang Sempat Tak Diakui Sebagai Anak Kandung Oleh Mario Teguh

Enam lainnya dibebaskan, termasuk dua saudara laki-laki Baloch yang lain, sepupunya, seorang tetangga, seorang sopir, dan seorang ulama Muslim.

Waseem telah mengakui bahwa dia mencekik saudara perempuannya karena kegiatan media sosialnya, yang telah menimbulkan kemarahan di negara-negara Asia Selatan yang berpaham konservatif.

Baloch telah memposting foto dan video di Facebook yang dijelaskan dalam peliputan kasus ini sebagai 'provokatif.'

Dalam beberapa postingan tersebut, dia sering menulis bahwa dia berusaha mengubah 'pola pikir ortodoks yang khas' dari orang-orang Pakistan.

Qanddel Baloch yang dijuluki sebagai 'Kim Kardashian darI Pakistan..
Mirror

Qanddel Baloch yang dijuluki sebagai 'Kim Kardashian darI Pakistan..

Baca Juga: Titipkan Ibunya yang Menderita Demensia ke Panti Jompo, Pria Ini Malah Harus Menerima Fakta Menyedihkan

Postingannya sering mengundang pelecehan misoginis dan ancaman kematian, tetapi mengacuhkan kritiknya dan terus memposting secara online.

Pembunuhannya menimbulkan kehebohan ke seluruh penjuru Pakistan dan memicu kesedihan di media sosial.

Hal ini mendorong pemerintah negara Pakistan untuk memperketat undang-undang guna memastikan bahwa para pembunuh tidak akan bebas, bahkan jika anggota keluarga memaafkan mereka.

Ibu mereka meninggalkan pengadilan sambil menangis ketika putranya dihukum atas pembunuhan putrinya pada hari Jumat.

Media setempat melaporkan, Ibu dari mereka, Anwar Mai mengatakan kepada media bahwa putranya "tidak bersalah" sebelum keputusan hakim dijatuhkan.

Baca Juga: Telah Resmi Jadi Anggota DPR RI yang Gajinya 136 Juta per Bulan, Masihkah Ada yang Sebut Mulan Jameela Bangkrut dan Makan Nasi-Garam?

Foto-foto ahli agama, Mufti Abdul Qavi juga tersebar dimana terlihat para pendukung yang menghujaninya dengan kelopak mawar.

BBC melaporkan keluarga Baloch awalnya menyalahkan Mufti atas pembunuhan bintang media sosial tersebut setelah dia dikritik karena terdapat foto selfie bersamanya sebulan sebelum kematiannya.

Saudara laki-laki Baloch yang lainnya, dilaporkan telah dinyatakan buron sehubungan dengan kematiannya.

Dia membantah terlibat, dan telah dibebaskan, bersama dengan lima orang lainnya.

Media setempat melaporkan pada bulan Agustus bahwa orang tua Waseem telah memaafkan putra mereka dan memintanya untuk dibebaskan juga.

Saudara Qandeel Baloch, Muhammad Wassem yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Mirror

Saudara Qandeel Baloch, Muhammad Wassem yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Baca Juga: Sekujur Tubuhnya Penuh Luka Mengerikan, Dokter Soeko Wafat di Tangan Perusuh Wamena, Sempat Kirim Potongan Ayat Ini Sehari Sebelum Kematian

Reuters melaporkan ia berencana untuk mengajukan banding terhadap hukuman seumur hidup.

Sebenarnya hal ini bukanlah hal yang asing terjadi di Pakistan.

Ratusan wanita terbunuh setiap tahun di Pakistan oleh anggota keluarga karena dianggap merusak "kehormatan".

Hal ini bisa termasuk kawin lari oleh wanita, bergaul dengan pria atau pelanggaran lain terhadap nilai-nilai konservatif yang mengatur kerendahan hati wanita di Pakistan.

Baca Juga: Memilukan, Dikirim Orangtua untuk Belajar Agama, Ratusan Bocah Ini Malah Dapatkan Perlakuan Tidak Manusiawi: Dirantai hingga Dilecehkan

Hukuman ini adalah kemenangan 'pahit' bagi beberapa aktivis hak-hak perempuan di Pakistan.

Sanam Maher, yang menulis sebuah buku tentang Baloch, memposting di akun Twitternya,"Sungguh aneh, bercampur perasaan pahit. Putusan ini bukanlah akhir, dan tidak membawa sedikit pun perasaan lega maupun penutupan bagiku,"

"Ketika aku melihat foto-foto Mufti Qavi dihujani kelopak mawar di luar pengadilan, aku menyadari alasannya,"

"Ada sidang pendapat umum bagi #Qandeel juga, diadakan di mana-mana dari desa asal Qandeel hingga kota-kota paling metropolitan di Pakistan,"

"Dan kami sangat cepat untuk menghakimi Qandeel saat itu dan kemudian kami membebaskan diri dari setiap keterlibatan dalam kehancurannya."

Mufti Abdul Qavi yang sebelumnya diduga sebagai tersangka pembunuh Qandeel Baloch, telah terbebas dari segala tuntuntan yang menjerat namanya.
Mirror

Mufti Abdul Qavi yang sebelumnya diduga sebagai tersangka pembunuh Qandeel Baloch, telah terbebas dari segala tuntuntan yang menjerat namanya.

Baca Juga: Geram Lihat Tingkah Bandel Seorang Pria yang Tak Mau Matikan Rokoknya, Pemilik Restoran Ini Nekat Lakukan Hal Tak Terduga

Dia menyebut struktur sosial Pakistan 'busuk', dan menambahkan bahwa hal tersebut bekerja dengan baik melawan orang-orang seperti Baloch.

Advokat hak-hak perempuan, Farzana Bari, yang mendirikan departemen studi gender pertama Pakistan di sebuah universitas menambahkan kasus ini adalah contoh lain dari keadilan yang diambil terlalu lama di Pakistan.

Bahkan kasus besar seperti peembunuhan Baloch membutuhkan waktu tiga tahun untuk diselesaikan, katanya kepada Reuters.

Meskipun kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan data yang dapat dipercaya sulit untuk dibangun, Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan menemukan sedikitnya 300 kasus "pembunuhan demi kehormatan keluarga" tahun lalu.

Banyak advokat mengatakan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi, dengan Jaringan Kesadaran Kekerasan Berbasis Kehormatan memperkirakan bahwa Pakistan menyumbang sekitar seperlima dari 5.000 pembunuhan demi kehormatan keluarga di dunia setiap tahun. (Ervananto Ekadilla/Suar.ID)

Source : Mirror

Editor : Khaerunisa

Baca Lainnya

Latest