Baloch telah memposting foto dan video di Facebook yang dijelaskan dalam peliputan kasus ini sebagai 'provokatif.'
Dalam beberapa postingan tersebut, dia sering menulis bahwa dia berusaha mengubah 'pola pikir ortodoks yang khas' dari orang-orang Pakistan.
Postingannya sering mengundang pelecehan misoginis dan ancaman kematian, tetapi mengacuhkan kritiknya dan terus memposting secara online.
Pembunuhannya menimbulkan kehebohan ke seluruh penjuru Pakistan dan memicu kesedihan di media sosial.
Hal ini mendorong pemerintah negara Pakistan untuk memperketat undang-undang guna memastikan bahwa para pembunuh tidak akan bebas, bahkan jika anggota keluarga memaafkan mereka.
Ibu mereka meninggalkan pengadilan sambil menangis ketika putranya dihukum atas pembunuhan putrinya pada hari Jumat.
Media setempat melaporkan, Ibu dari mereka, Anwar Mai mengatakan kepada media bahwa putranya "tidak bersalah" sebelum keputusan hakim dijatuhkan.
Foto-foto ahli agama, Mufti Abdul Qavi juga tersebar dimana terlihat para pendukung yang menghujaninya dengan kelopak mawar.
BBC melaporkan keluarga Baloch awalnya menyalahkan Mufti atas pembunuhan bintang media sosial tersebut setelah dia dikritik karena terdapat foto selfie bersamanya sebulan sebelum kematiannya.