Suar.ID -Pada Jumat (2/8) Indonesia diguncang gempa bumi.
Tepatnya di sebelah barat daya Banten dengan kekuatan 7,4 skala richter.
Menurut data BMKG gempa ini terjadi di 7.54 LS,104.58 BT tersebut mencapai 10 km dan terjadi pada pukul19:03:21 WIB.
Gempa ini bahkan sampai dirasakan oleh warga Jakarta dan Bandung.
Bahkan sampai-sampai banyak orang yang berhaburan keluar dari gedung-gedung.
Gempa yang terjadi ini datang secara tiba-tiba dan tanpa diprediksi sebelumnya.
Namun, konon katanya beberapa hewan memiliki kemampuan untuk memprediksi datangnya gempa.
Apakah hal ini memang benar?
Ada berbagai kisah yang tersebar di berbagai budaya yang mengatakan beberapa jam sebelum terjadinya gemap, semua hewan ini bertingkah laku aneh seperi gelisah.
Mulai dari anjing melolong tanpa alasan, kuda melompat-lompat tinggi, sampai ikan berenang berputar-putar.
Cerita mengenai hewan yang berperilaku aneh sebelum terjadinya gempa bumi in sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
Salah satunya yang terjadi dalam evakuasi di Haicheng, China, pada 1975.
Ketika itu, evakuasi murni berasarkan pada sebuah laporan yang menyatakan adanaya perilaku aneh dari para hewan.
Tindakan tersebut diyakini telah berhasil menyelamatkan ribuan nyawa dari gempa berkekuatan 7,3 SR yang datang tak lama setelah itu.
Sebelumterjadinya gempa bumi di Samudra Hindia, yang kemudian disusul datangnya Tsunami di Aceh dan beberapa negara asia lainya, banyak dilaporkan hewan-hewan yang kabur ke pedalaman sebelum tsunami terjadi.
Laporan tersebut kemudian meluas dan memicu para peneliti dariUniversity of California untuk mempelajari kemungkinan hewan sebagai prediktor gempa.
Melalui ratusan wawancara dengan pemilik hewan, ditemukan bahwa kebanyakan pemilik menemui perilaku aneh sebelum getaran terjadi.
Namun sebagian besar memberikan laporan positif bahwa perilaku aneh tersebut tercatat saat gempa terjadi.
Bahkan, ketika contoh perilaku yang terekam sebelum gempa dimasukkan, dilihat secara statistik perilaku aneh ini tidak terkait dengan gempa bumi.
Kebanyakan orang malah meilhat perilaku aneh hewan-hewan ini setelah gempa terjadi.
Memori selektif juga ikut bermain ketika laporan tsunami diperiksa.
Meski masyarakat melaporkan adanya perilaku aneh sebelum tsunami, peneliti menemukan bahwa gajah-gajah Sri Lankatidak menunjukkan perilaku seperti itu.
Bahkan terkadang mereka bergerak lebih dekat ke pantai.
Mereka hanya bergerak menuju ke pedalaman sesaat setelah gelombang menghantam daratan.
Baca Juga: Lee Jong Suk dan Kwon Nara Dikabarkan Berpacaran, Begini Tanggapan Agensi
Hal ini menunjukkan bahwa gajah sebenarnya berekasi terhadap dampak bukan sebagi gerakan antisipasi.
Sangat mungkin bahwa hewan ini melarikan diri diamati setelah tsunami menghantam, dan kemudian ditempatkan sebelumnya oleh memori selektif.
Peneliti juga tidak bisa menemukan mekanisme yang masuk akal bagaimana hewan mungkin mendeteksi gempa bumi.
Karena gelombang gempa bergerak lebih cepat dari suara, jadi tidak ada cara yang bisa dilakuakan hewan untuk bisa mendengar mereka.
Mungkin hewan-hewan ini mendeteksi getaran lemah yang terjadi.
Namun hal itu sudah pasti terdeteksi oleh seismograf.
Pergeseran medan magnet terkadang juga terdeteksi memiliki hubungan dengan gempa bumi.
Tapi tidak ada satu bukti pun hewan bereaksi terhadap hal ini.
Baca Juga: Film Bridezilla Jadi Pembuktian Lucinta Luna bahwa Dirinya Punya Karya
Namun, ide mengenai hewan dapat memprediksi gempa bumi terus berlanjut.
Seperti yang dilakukan di sebuah kota di China.
Kota ini memasang CCTV 24 jam di sebuah peternakan ular guna mendeteksi terjadinya perilaku aneh saat terjadinya gempa.
Selain itu pemerintah Jepang juga melakukan percobaan yang serupa dengan menggunakan ikan lele.
Anekdot dari prediksi gempa lewat prilaku aneh hewan jelas telah menangkap imajinasi rakyat.
Bahkan jika melihat penelitian yang sudah dilakukan tidak cukup menguatkan pernyataan tersebut.
Baca Juga: BREAKING NEWS: GEMPA BERKEKUATAN 7,4 SR GONCANG BARAT DAYA BANTEN, BERPOTENSI TSUNAMI