Foie Grass, Hidangan Mewah Hati Angsa 'Bengkak' yang Didapat dengan Cara Kejam

Masrurroh Ummu Kulsum - Selasa, 08 Januari 2019 | 19:44

Cara produksi hati angsa untuk foie grass dinilai kejam.

Suar.ID – Beraneka jenis makanan di dunia ini memiliki cita rasa khasnya masing-masing.

Bahkan untuk rasa, beberapa makanan dihargai dengan harga tinggi karena keunikannya.

Beberapa makanan juga dijual dengan harga tinggi karena proses produksinya yang rumit.

Untuk kedua hal itu, foie grass dihargai mahal karena mencakup semuanya.

Di sebuah restoran di Paris, Prancis, seperti dikutip dari TripAdvisor, kisaran harga Foie Grass antara Rp439 ribu - Rp697 ribu per porsinya.

Ya, foie grass adalah makanan yang berasal dari Prancis.

Foie grass adalah hidangan mewah nan lezat yang dibuat dari hati angsa.

Makanan ini memilliki cita rasa dasar yang begitu kuat.

Teksturnya juga lembut karena kandungan lemak yang tinggi di dalamnya.

Angsa dicekoki dengan bubur jagung agar hatinya membesar.

Tetapi, makanan ini termasuk makanan yang kontroversial.

Bagaimana tidak, dalam proses produksinya, ada kekejaman yang dilakukan pada angsa-angsa.

Angsa yang akan diambil hatinya akan menghabiskan empat minggu pertama kehidupan mereka dengan diberi makan untuk tumbuh.

Selama empat minggu berikutnya, mereka dikurung dalam kandang sempit, dan diberi sekat – satu kandang satu angsa.

Mereka diberi makanan dengan protein tinggi, guna mendorong pertumbuhan dengan cepat.

Kandang yang sempit juga dimaksudkan agar lemak di bagian hati semakin menumpuk.

Lemak yang menumpuk di hati inilah nantinya yang membuat cita rasa foei grass begitu kaya.

Tak cukup disitu, sebelum dipotong, angsa-angsa ini terlebih dulu dicekoki makanan secara paksa (force feeding).

Angsa-angsa dikurung agar lemak tertimpun di hatinya.

Caranya dengan memasukkan selang atau pipa panjang ke tenggorokan mereka.

Makanan berupa bubur jagung akan langsung dimasukkan dalam perut angsa-angsa tersebut.

Tujuannya, tentu untuk menambah semakin banyak kadar lemak dalam hati angsa.

Perbandingan hati angsa untuk foie grass dan angsa normal.

Hati-hati angsa itu akan membesar, ukuranya hingga 10 kali ukuran hati angsa normal.

Tingkat kematian angsa yang dipelihara untuk foei grass, menurut peta.org, juga 20 kali lebih tinggi daripada angsa yang dipelihara normal.

Angsa yang mati karena diberi makan paksa juga menunjukkan kerusakan tulang pada sayap, jaringan, serta otot-otot tenggorokan.

Investigasi yang dilakukan oleh organisasi pembela hak-hak hewan terbesar di dunia PETA, di Hudson Valley Foie Gras (saat itu dikenal sebagai Commonwealth Enterprises), sebuah fasilitas produksi di New York mengungkapkan hal mengejutkan.

Para pekerja di sana diminta untuk memberi makan secara paksa 500 angsa tiga kali sehari.

Seorang pekerja mengatakan kepada salah satu peneliti PETA bahwa dia bisa merasakan benjolan mirip tumor, yang disebabkan oleh pemberian makan paksa, di beberapa leher angsa.

Meski begitu, kini, kebanyakan peternak memelihara Muscovy atau itik serati dan angsa hibrida atau itik hibrida yang disebut moulards sebagai bahan foie grass tanpa melakukan makan paksa.

Menurut peta.org, saat ini hanya ada 4 persen foie grass di Prancis yang berasal dari angsa.