Suar.ID - Wabah virus corona yang diduga berasal dari Wuhan, China, menyebar hingga ke seluruh penjuru dunia.
Salah satu negara yang terdampak adanya wabah ini adalah Indonesia.
Berdasarkan data Covid-19 di Indonesia, jumlah pasien positif virus corona yang terkonfirmasi mencapai lebih dari seribu kasus.
Hingga Senin (30/3/2020) sore, jumlah pasien meninggal sebanyak 122 orang dan 1.217 pasien dirawat di rumah sakit.
Meskipun begitu, sekitar 75 orang dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumah.
Salah seorang pasien yang sempat dinyatakan positif Covid-19 asal Kota Solo, Jawa Tengah, Purwanti membagi cerita sebelum dirinya berhasil sembuh.
Cerita tersebut ia sampaikan saat bercakap-cakap dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melalui telepon.
Purwanti mengaku, dirinya tak merasakan gejala apa pun, seperti yang dirasakan kebanyakan orang terjangkit Covid-19.
Suami pulang dari Bogor dan merasakan gejala
Purwanti diduga tertular Covid-19 dari suaminya.
Awalnya sang suami mengikuti seminar di Bogor, Jawa Barat, pada 24-29 Februari 2020.
Malam hari setelah tiba di Solo, suaminya mengalami demam. Waktu itu, ia hanya memberikan obat biasa dari warung untuk mengobati suaminya.
"Waktu itu kan malam, Pak, terus cuma diobati biasa sampai pagi. Pagi kok saya pegang gini kok masih anget gitu, Pak. Terus saya periksa ke klinik. Terus habis itu udah reda panasnya. Tapi hari Jumat kok panas lagi, terus dibawa ke RS Yarsis. Dokter bilang bapak sakit tifus," katanya.
Suami dinyatakan positif dan meninggal
Demam di tubuh suaminya tak kunjung turun.
Sang suami kemudian menjalani rawat inap dan dirujuk ke RSUD Moewardi, Solo.
Di sana, suaminya menjalani tes swab dan dinyatakan positif corona hingga akhirnya meninggal dunia.
Siti pun kemudian dijemput oleh tim medis dari RSUD Dr Moewardi untuk dirawat di ruang isolasi. Ia juga dinyatakan positif corona.
Selalu kehausan
Ibu tiga anak tersebut bercerita, ia tak mengalami batuk, pilek, demam tinggi, serta sesak napas.
Namun, ketika diisolasi di rumah sakit, Purwanti terus-menerus merasa kehausan.
"Waktu dirawat saya ditanya dokter keluhannya apa, ndak ada. Cuma waktu di rumah sakit itu rasane ngelak (haus) gitu lho, Pak. Minum terus gitu rasane (rasanya) cuma itu thok (saja),” ujar Purwanti.
Rutin minum empon-empon
Purwanti meyakini bahwa kondisi daya tahan tubuhnya dipengaruhi oleh apa yang selalu ia konsumsi.
Dia mengatakan rutin mengonsumsi empon-empon semenjak almarhum suaminya dirawat di rumah sakit.
"Dari awal Bapak (almarhum suami) masuk ke Moewardi, saya tiap hari minum vitamin itu lho, Pak. Saya di rumah gitu sama kakak juga dibuatin jamu. Ramuan jamu-jamu itu lho, Pak. Macam-macam jamu, semua empon-empon dicampur jadi satu tak minum," beber dia kepada Ganjar.
Ganjar pun mengakui, daya tahan tubuh Purwanti terbilang cukup kuat.
Kepada masyarakat, Purwanti berpesan agar mematuhi imbauan pemerintah di tengah wabah corona.
"Sementara ini di rumah saja dulu, jangan keluar-keluar. Jaga kesehatan semua. Allah benar-benar sayang kalih kula, Pak," kata Purwanti.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Fakta Sembuhnya Pasien Corona di Solo, Gejala Selalu Kehausan dan Rutin Konsumsi Empon-empon