Inilah Tank Karrar Milik Iran yang Siap Jadikan Medan Pertempuran Darat Laiknya Meraka Bagi Amerika, Disebut Lebih Sakti Dibanding Milik Rusia

Rabu, 08 Januari 2020 | 21:00

Tank Karrar andalan Iran

Suar.ID -Buntut dari terbunuhnya Jenderal Qassem Soleiman, ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat semakin memanas.

Iran disebut telah meluncurkan beberapa rudal di fasilitas militer Amerika Serikat di Irak pada Rabu (8/1/2020) pagi waktu setempat.

Dalam persenjataan militer, Iran tak kalah dari negara-negara besar lainnya.

Meski kemungkinan kecil terjadi bentrok di darat, tank-tank canggih Iran, Karrar telah ditingkatkan kemampuannya untuk persiapan perang darat.

Baca Juga: Bermodal Jet Tempur Rampasan dari AS yang Sudah Dimodifikasi Ini, Iran Siap untuk Menggebuk Paman Sam yang sudah Kobarkan Perang!

Sebagai tank buatan sendiri tank Karrar oleh Iran bahkan diklaim lebih ‘sakti’ dibandingkan tank T-90SM buatan Rusia dan tank M1-Abrams buatan AS.

Sebanyak lebih dari 800 tank Karrar oleh militer Iran memang telah dilengkapi dengan persenjataan canggih yang serba digital.

Persenjataan itu antara lain, rudal anti tank yang sistem tembakkannya dipandu laser, sistem pengarah tembakan untuk senapan mesin, sistem komputer yang memungkinkan hasil tembakan bisa akurat saat siang atau malam, dan lainnya.

Baca Juga: Tak Ada Takut-takutnya dengan Amerika Serikat, Ini 5 Senjata Andalan Iran yang akan Bikin Paman Sam Lari Terbirit-birit!

Untuk menghancurkan sasaran seperti markas militer dan sasaran berat lainnya, Karrar telah dilengkapi meriam kaliber 125 mm dan tembakkannya dipandu oleh sinar laser.

Sementara untuk senjata senapan mesin antipersonel kaliber 12.7 mm, sistem tembakkannya juga menggunakan Remote Weapon System (RWS) sehingga dijamin bisa menghantam sasaran secara akurat.

youtube

Lapisan baja ERA pada tank Karrar

Seperti tank T-90 dan Mi-Abrams, tank Karrar agar kebal terhadap gempuran ranjau, roket, RPG,rudal dan senapan mesin berat juga telah dilapisi lembaran baja (reactive armor).

Lapisan baja yang melindungi bodi tank Karrar bahkan merupakan lembaran baja dari generasi paling mutakhir.

Baca Juga: Ada yang Santai dan Ada juga yang Tegas, Inilah Tanggapan Para Menteri Mengenai Perairan Natuna yang Dimasuki oleh Kapal Cina, Mulai dari Mahfud MD hingga Prabowo Subianto

Yakni, lembaran baja Explosive Reactive Armour (ERA) yang bisa dipasang di laras meriam dan bagian turret (kubah tank) sehingga makin menjamin keselamatan para awak tank.

Dengan penambahan teknologi seperti itu memang menjadi masuk akal jika militer Iran berani mengklaim bahwa tank-tank Karrar menjadi lebih ‘sakti’ dibanding T-90 dan M1- Abrams.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Diklaim Lebih ‘Sakti’ Dibandingkan Tank AS dan Rusia, Tank Karrar Iran Ini Siap Merajai Perang di Darat

Iran Meluncurkan Rudal Jelajah ke Pangkalan Militer Amerika Serikat di Irak

Iran meluncurkan serangan balasan ke pangkalan militer AS di Ain Al Asad Provinsi Anbar Irak menggunakan rudal jelajah.

Melansir dari Tribunnews.com, serangan dilakukan langsung pasukan artileri Korps Garda Republik Iran.

Para pejabat AS mengonfirmasi kepada Fox News pada hari Selasa bahwa Iran menembakkan beberapa rudal ke pangkalan militer AS di seluruh Irak dalam menanggapi AS yang telah membunuh pemimpin Iran, Qassem Soleimani.

Wartawan Fox News, Jennifer Griffin, melaporkan bahwa sumber senior militer AS mengatakan kepadanya, "Di bawah serangan rudal dari Iran. Ini adalah rudal jelajah atau rudal balistik jarak dekat."

"Saya berbicara dengan sumber yang ditempatkan dengan baik di militer AS, di tanah di Irak, dan sumber itu memberi tahu saya bahwa ini adalah rudal jelajah yang ditembakkan dari Iran di berbagai pangkalan militer AS di Irak," kata Griffin.

"Pangkalan militer AS sedang diserang sekarang, saya bertanya apakah mereka punya rencana untuk mengungsi, ingat ada 5.000 tentara Amerika di Irak dan saya diberitahu 'tidak, kami sedang berjuang'."

Baca Juga: China Semakin Semena-mena di Laut Natuna, Jokowi Tegaskan Ternyata Ini Tujuannya Pergi ke Wilayah yang Diklaim Punya Cadangan Gas Terbesar di Dunia Itu

"Saat ini, secara real time, kami dapat mengonfirmasi bahwa banyak situs (yang diserang rudal), termasuk Ain Assad di Irak Barat," lanjut Griffin.

Presiden Donald Trump memperingatkan Iran bahwa jika mereka membalas serangan, mereka akan menghadapi konsekuensi keras dari militer AS.

Donald Trump menulis peringatan di akun Twitter resminya, "Iran berbicara dengan sangat berani tentang menargetkan aset AS sebagai pembalasan atas serangan kami yang membersihkan dunia dari pemimpin teroris mereka yang baru saja membunuh seorang Amerika, melukai banyak orang lain, dan belum lagi semua orang yang telah dia bunuh, termasuk baru-baru ini ratusan demonstran Iran."

"Dia sudah menyerang Kedutaan kami, dan bersiap untuk serangan tambahan di lokasi lain. Iran telah menjadi masalah selama bertahun-tahun," lanjut Trump.

"Biarkan ini berfungsi sebagai PERINGATAN bahwa jika Iran menyerang orang Amerika, atau aset Amerika, kami telah menargetkan 52 situs Iran (mewakili 52 sandera Amerika yang diambil oleh Iran bertahun-tahun yang lalu), beberapa di tingkat yang sangat tinggi dan penting bagi Iran, AS tidak menginginkan ancaman lagi!"

Kemudian di minggu ini, Trump menambahkan, "Amerika Serikat telah menghabiskan Dua Triliun Dolar hanya untuk Peralatan Militer. Kami adalah yang terbesar dan sejauh ini yang TERBAIK di Dunia! Jika Iran menyerang Pangkalan militer Amerika, atau Amerika, kami akan mengirimkan beberapa peralatan baru yang indah itu ke arah mereka... dan tanpa ragu-ragu!"

Baca Juga: Bukan dengan Senjata Militer Tercanggih, Mahfud MD Tumbalkan Ini untuk Melawan Kapal Asing Pencuri Ikan di Laut Natuna

Sebelumnya dilaporkan bahwa Qassem Soleimani, Kepala Pasukan Quds Garda Republik Iran tewas akibat serangan rudal di Bandara Baghdad, Kamis (2/1/2020).

Pembunuhan dilakukan militer AS atas perintah Presiden Donald Trump.

Kematian Qassem menyulut kemarahan Iran dan Irak.

Iran bertekad membalas serangan ini menggunakan segala cara.

Parlemen dan pemerintah Irak memutuskan mengusir pasukan AS dan sekutunya dari negara itu.

Jerman lebih awal menarik kontingen mereka di Irak.

Prajurit Jerman yang bertugas sebagai instruktur ditarik ke Yordania dan Kuwait.

Swedia, Denmark, dan Latvia juga melakukan hal sama mengingat perkembangan situasi yang tidak kondusif di Irak.

Sebaliknya, Pentagon mengirimkan 3.000 prajurit Lintas Udara 82 dari Fort Bragg, North Carolina menuju Kuwait.

Sebagian dikirim ke Lebanon, guna melindungi Kedubes AS di negara yang sebagian dikuasai kelompok Hezbollah Lebanon. (Adrie P. Saputra)

Baca Juga: Amerika Serikat Luncurkan 52 Pesawat Jet Tempur F-35A Lightning II: Kami Siap Terbang, Bertarung, dan Menang!

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber : Intisari

Baca Lainnya