Menyampaikan cerita-cerita yang tidak bisa diceritakan ke sesama pelaut.
Seorang pelacur tidak datang dengan sendirinya.
Banyak diantaranya diambil paksa, terutama pada abad ke-18 saat perdagangan rempah marak.
Di Jakarta misalnya, mereka yang menjadi pelacur adalah orang yang menjadi budak.
Menurut Junus, pelacuran di Jakarta memiliki hirarki.
Terutama yang lokasinya berada di dalam benteng kota, itu khusus untuk orang Belanda.
Sedangkan yang di luar benteng, seperti di pelabuhan, pelacuran dengan hirarki yang rendah.
"Ada wanita dalam dan luar tembok."
"Dalam tembok itu yang elit, luar tembok yang agak kurang keren."
"Dari situ muncul bordil, yang dikelola secara profesional oleh pengusaha Belanda."
"Mereka membayar pajak, oleh karena itu sah."
"Rumah bordil menjadi rumah kesenangan," ucap Junus.