Suar.ID -Pelacuran sering menjadi kisah latar roman masa lalu.
Bahkan di novel-novel, latar warung atau toko pelacur sering dimuat.
"Seperti cerita oleh Pramoedya, jangan-jangan pelacuran mencetuskan suatu peristiwa yang terkenang dalam sejarah," kata Irfan Nugraha, Tuan Rumah Yayasan Negeri Rempah saat membuka diskusi daring Ngulik Jalur Prostitusi di Pelabuhan Rempah, melansir National Geographic.
Memang, orang sungkan berbicara pelacuran.
Penggunaan istilah pelacur berkonotasi negatif jika dihubungkan dengan manusia, kata Junus Satrio Atmodjo, Pembina Yayasan Negeri Rempah.
Ia melanjutkan, pelacuran menjadi hal yang menarik untuk dibahas.
Pelacurantidak bisa dilepaskan oleh jalur rempah.
Pelabuhan merupakan rute pergerakan seseorang dari suatu tempat ke tempat lainya.
Kita bisa membayangkan para pelaut terdahulu berbulan-bulan di atas kapal, pastinya singgah untuk memenuhi logistik.
Di situlah mula cerita pelacuran.
Pelabuhan menjadi ketersediaan kebutuhan para pelaut dan ketersediaan wanita penghibur.