Suar.ID -Percuma Edy Mulyadi Mati-matian Minta Maaf, Masyarakat Kalimantan Tolak Mentah-mentah Sampai Gelar Ritual Mengerikan.
Ucapan Edy Mulyadi yang menyinggung masyarakat Kalimantan khususnya Suku Dayak, masih menjadi perbincangan publik.
Setelah dibanjiri kritikan, Edy meminta maaf atas pernyataannya.
Edy Mulyadi menyampaikan permintaan maaf dan mengklarifikasi pernyataan "Kalimantan tempat jin buang anak" yang disampaikan saat menyatakan penolakan atas pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim).
Kata Edy, pernyataan "Kalimantan tempat jin buang anak" itu hanya sebuah istilah untuk menggambarkan tempat yang jauh.
"'Tempat jin buang anak' itu hanya istilah untuk menggambarkan tempat yang jauh, terpencil," kata Edy dalam klarifikasinya, dari tayangan Kompas.TV.
Bagi dia, itu adalah istilah biasa dan umum, khususnya di DKI Jakarta.
"Saya minta maaf sedalam-dalamnya,"
"Kalau itu dianggap salah, saya minta maaf,"
"Saya minta maaf kalau itu dianggap melukai masyarakat Kalimantan," ucap Edy.
Ia mengaku, tak ada maksud untuk menghina.
"Cuman yang saya sampaikan, tempat jin buang anak itu untuk menggambarkan lokasi yang jauh," katanya lagi.
Permintaan maaf Edy Mulyadi disampaikan langsung saat pertemuannya dengan sejumlah tokoh Kalimantan yang dipimpin Dr. H. Muhammad Uhaib As'ad, MSI, Dosen FISIP Universitas Islam Kalimantan di Jakarta.
Edy Mulyadi meminta maaf kepada tokoh dan masyarakat Kalimantan.
Iakemudian kembali mempertegas, pernyataan "Kalimantan tempat jin buang anak" itu hanya sebuah istilah dan jauh dari niat menghina.
Edi menjelaskan, melalui kalimat itu, dirinya mengilustrasikan sebuah tempat amat jauh dan diibaratkan sebagai tempat jin buang anak, sebuah frasa yang biasa digunakan di Jakarta.
Namun, masyarakat Kalimantan sudah terlanjur kesal dan marah.
Bahkan, permintaan maaf Edy tidak dianggap.
Buntut dari pernyataannya, sosok Edy seakan menjadi buronon masyarakat Dayak.
Sebab, pernyataan Edy dianggap sangat menyakiti hati masyarakat Kalimantan.
Sebagai bukti kekecewaan tersebut, warga Dayak sampai menggelar ritual di jalan raya dengan menyembelih seekor babi.
Sejumlah orang berpakaian khas Dayak menyembelih babi yang disaksikan warga lainnya.
Babi itu ditempatkan di atas daun pepaya.
Kemudian, babi itu dipegangi beberapa orang.
Lalu setelah disembelih, bunyi musik adat pun terdengar lebih kencang.
Sontak, warga berteriak.
Mereka juga membawa senjata khas suku Dayak, Mandau.
Babi itu, dipotong sekitar tiga kali.
Terlihat seorang lelaki menyembelih dengan Mandau ke badan babi tersebut.
Nama Edy juga bahkan beberapa kali ikut disebut.
"Terimalah kematianmu Edy!" ujar seseorang dalam video tersebut.
Momen itu diunggah akun Instagram @fakta.berita dan viral di media sosial.