Suar.ID- Setelah resmi memutuskan untuk memisahkan diri dari Indonesia, kondisi Timor Leste belum kunjung bertumbuh secara signifikan.
Banyak data yang menunjukkan bahwa kondisi Bumi Lorosae belum banyak mengalami pertumbuhan.
Terutama darisegi ekonomi dan infrastruktur, Timor Lestemasih butuh perjuangan panjang untuk bisa mengejar ketertinggalannya.
Bahkan sampai hari ini, mantan provinsi ke-27 Indonesia ini belum juga bisa bergabung dengan ASEAN.
Padahal seperti dilansirSerambinews.com, Timor Leste sudah berusaha untuk bergabung dengan ASEAN sejak tahun 2011 silam.
Bukan tanpa alasan, ternyata ada beberapa faktor krusial yang membuat Bumi Lorosae ini belum kunjung bisa diterima dalam jajaran negara-negara ASEAN.
Faktor yang pertama adalah ketersediaan sumber daya alam yang semakin menipis.
Seperti yang diketahui, TimorLeste memiliki sumber minyak bumi dan gas yang konon menjadi rebutan dari pihak asing.
Namun, dari data yang dikutipIntisari Online,90 persen di antaranya pendapatan Timor Leste yang berasal dari minyak dan gas ini akan diprediksi kering di tahun 2022.
Tak hanya dari segi sumber daya alam saja, Timor Leste juga dinilai kurang dalam kualitas sumber daya manusia.
Masih mengutip dariIntisari Online,pada 15 Oktober 2020 menyebutkan, secara ekonomi PDB Timor Lestesekitar 1.442 miliar dollar AS, jauh lebih rendah daripada Singapura, Filipina, Malaysia danIndonesia.
Jika dibandingkan dengan sesama negara kecil seperti Singapura, Timor Leste masih perlu usaha keras untuk mengejar ketertinggalan.
Kebijakan luar negeri yang diterapkan oleh Singapura pun dapat membantu pertumbuhan negara-negara kecil lainnya di Asia Tenggara.
Sebaliknya, hal ini belum ditemukan dalam sistem yang diterapkan di Timor Leste.
Singapura khawatir penerimaan Timor-Leste dalam ASEAN dapat menguras sumber dayaASEANyang terbatas.
Keterbatasan yang dimaksud di sini tentunya bertujuanuntuk membantu menjembatani kesenjangan pembangunan di antara anggota ASEAN.
Baca Juga: Bikin Ngelus Dada, Timor Leste Disebut-sebut Bakal Alami Kebangkrutan dan Kehabisan Uang!
KomitmenASEANmengamanatkan membantu negara-negara anggota secara ekonomi dan teknis untuk pembangunan mereka.
Singapura menyatakan keprihatinannya, bahwa anggota baru dengan keterbatasan ekonomi dapat menghambat kemajuan Masyarakat EkonomiASEAN(MEA).
Meski PDBTimor Lestemeningkat setiap tahun sejak kemerdekaannya, Singapura khawatir keanggotaanTimor Lestemenjadi beban keuangan bagi negara itu.
Selain kondisi sumber daya yang kurang, pihak ASEAN juga mengamati kurangnya pertumbuhan infrastruktur di negeri Timor Leste.
Kurangnya infrastrukturinilah yang menjadi masalah lain yang sering diidentifikasi.
Ini dapat dikaitkan dengan perjalanan Timor Leste menunju kemerdekaan yang diwarnai berbagai kekacauan, sehingga mempengaruhi kondisinya saat ini.
Setelah milisi dan pasukan keamananIndonesiamenarik diri dari negara pada akhir September 1999, infrastruktur negara hancur.
Lembaga pemerintah dan pemerintahan negara ini sempat berhenti berfungsi.
Namun dengan bantuan bantuan dari negara-negara seperti Australia, Portugal, Jepang dan Cina, negara ini perlahan-lahan membangun infrastruktur fisik dan administratifnya.