Bahkan, Lebih dari seribu pegawai sipil Timor Leste telah mengunjungi China untuk pelatihan.
Sementara itu, ribuan teknisi China telah membimbing rekan-rekan mereka tentang metode pertanian terkini, perencanaan kota, pariwisata, dan sebagainya.
Menurut statistik pemerintah, pada 2014, Timor Leste menghabiskan $982 juta untuk impor.
Sementara untuk ekspornya yang tidak termasuk minyak bumi, bernilai $91 juta.
Hal tersebut menyebabkan defisit perdagangan sebesar $891 juta.
Jumlah yang cukup besar mengingat PDB-nya hanya $1,37 miliar tahun itu.
Mayoritas impor bahkan masih datang dari Indonesia dan Singapura.
Akan tetapi pada 2014, China menjadi penyedia barang ketiga terbesar di Timor Leste, senilai $41 juta tahun itu.
Pada 18 Desember 2016, pemerintah Timor Leste kemudian menandatangani perjanjian pinjaman dengan Bank Ekspor-Impor China untuk pinjaman lunak senilai $50 juta untuk meningkatkan sistem drainase Dili.