Pertemuan tersebut mempertemukan para pejabat senior dari China dan semua negara berbahasa Portugis, termasuk Timor Leste, dalam upaya untuk mempromosikan hubungan dan perdagangan yang lebih baik.
Kala itu, Timor Leste menjadi negara termuda di Asia dan termiskin di Asia Tenggara.
Timor Leste sendiri pertama kali dijajah oleh Portugal dari 1701 hingga 1975.
Pasukan Indonesia kemudian mendarat di pantai Timor Leste hanya beberapa minggu setelah Portugis pergi.
Dalam pembicaraan di Radio Australia pada 2014, Estanislau da Silva, mantan wakil perdana menteri Timor Leste, mengumumkan, “Kami memiliki tetangga, seperti Indonesia dan Australia,
tetapi kami juga ingin memiliki hubungan yang sangat dekat dengan benua lain, dan khususnya, China."
"China sangat, sangat mendukung," imbuhnya.
China memang menyediakan banyak dana untuk gerakan kemerdekaan Timor Leste selama pendudukan Indonesia, tidak seperti banyak pemerintah Barat lainnya.
Bahkan, China mendukung gerakan di Dewan Keamanan PBB pada akhir 1970-an, ketika banyak negara Barat abstain pada suara penting hingga tahun-tahun berikutnya.
China juga merupakan negara pertama yang menjalin hubungan diplomatik setelah Timor Leste merdeka pada 2002.
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah membangun gedung perkantoran untuk Kementerian Luar Negeri Timor Leste, Kementerian Pertahanan, hingga Angkatan Pertahanan Timor-Leste, serta Istana Kepresidenan.