"Potongan RNA, dengan cepat terdegradasi di tempat injeksi setelah rantai RNA diterjemahkan menjadi asam amino (pembangun protein)."
"Jadi, tidak ada kemungkinan bahwa RNA bisa pergi ke bagian lain dalam tubuh untuk mempengaruhi kesuburan," kata Dr Lee Riley pakar biologi reproduksi dari University of California, Amerika Serikat.
Para ahli kembali menegaskan, semua vaksin Covid-19 yang dikembangkan untuk mengatasi pandemi Virus Corona saat ini telah melalui tahapan pengujian pada hewan dan tidak ditemukan efek apapun memengaruhi kesuburan.
Hingga saat ini, belum ada data dari uji klinis pada manusia yang secara khusus mempelajari efek vaksin corona terhadap kesuburan.
Bahkan pada uji coba keamanan, mengecualikan wanita hamil dan peserta diminta untuk menghindari kehamilan.
Ahli vaksin lainnya, Dr William Hausdorff menambahkan, pengecualian tidak didasarkan pada masalah keamanan teoritis tertentu.
Namun, karena kewaspadaan berlebihan yang umumnya terlihat dalam uji coba vaksin.
Terlepas dari kriteria tersebut, ada 53 kehamilan terjadi selama uji klinis vaksin Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca.
Hasil dari kehamilan ini tidak berbeda pada peserta yang menerima vaksin Covid-19 dibandingkan mereka yang tidak divaksin.