Akibatnya, semakin sulit bagi orang-orang untuk menemukan informasi yang dapat dipercaya untuk membantu mereka memutuskan apakah akan divaksinasi.
Menyadur dari Science Alert, delapan pakar atau ahli vaksinologi dan biologi reproduksi mencoba menjelaskan dan meluruskan pernyataan terkait vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan.
Ahli menjelaskan, kekhawatiran akan vaksin Covid-19 yang disebut dapat menyebabkan kemandulan muncul melalui serangkaian informasi di media sosial.
Banyak informasi tanpa penjelasan yang tepat menunjukkan, vaksin Pfizer berkaitan dengan protein yang ditemukan di dalam plasenta yang disebut syncytin-1.
Dalam suatu postingan menyebut, vaksin corona yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech mengandung syncytin-1 atau protein spike yang merupakan bagian dari vaksin mirip dengan syncytin-1.
Oleh sebab itu, informasi yang salah ini menyebabkan kekhawatiran, vaksin Pfizer tersebut akan melatih sistem kekebalan tubuh menyerang plasenta orang tersebut.
Syncytin-1 bukanlah salah satu bahan vaksin.
Dalam hal kesamaan dengan protein spike, ini tidak cukup untuk menyebabkan masalah respon auto-imun.
Semua protein terbuat dari untaian panjang asam amino yang dilipat menjadi bentuk 3D yang rumit.