Follow Us

Pemberian Terapi Plasma Konvalesen Pada Pasien Covid-19 ini Sering Kali Salah Kaprah, Bukannya Diberikan Saat Kritis Namun Saat Pasien Dalam Keadaan Ini

Aditya Eriza Fahmi - Sabtu, 17 Juli 2021 | 12:33
Ilustrasi terapi plasma konvalesen
pixabay

Ilustrasi terapi plasma konvalesen

"Pedomannya seperti apa? Kalau nafasnya sudah mulai sesak, susah idungnya mampet napas nggak enak itu udah lebih dari 20 kali per menit itu udah merupakan salah satu indikasi mendapatkan plasma," ujarnya.

Kemudian, suhu tubuh tinggi yang tak kunjung turun seta pasien memiliki komorbid kencing manis, darah tinggi ataupun obesitas.

Ilustrasi pasien covid-19
Freepik.com

Ilustrasi pasien covid-19

"Lebih baik dini, kapan? satu minggu pertama kalau demam, paling telat 3 hari sejak nafas, saat merasa tidak enak atau sesak," kata dia.

Ia juga mengungkapkan saat pasien kritis baru diberikan plasma ini maka organ vital seperti paru-paru, jantung, dan lainnya telah rusak karena Covid-19.

Baca Juga: Selama Ini Jarang Ditampilkan ke Publik, Krisdayanti Tiba-tiba Kabarkan Berita Duka di Akun Instagramnya, Istri Raul Lemos Ini Merasa Kehilangan Sosok yang Begitu Berarti dalam Hidupnya

"Karena prinsipnya antibodi dari plasma ini untuk membasmi virusnya bukan memperbaiki organ yang rusak.

"Jadi kalau dikasih saat kritis ya virusnya hilang oleh antibodi di dalam plasma tapi organ yang rusak akan bisa kembali," terangnya.

Baca Juga: Model Seksi Ini Akhirnya Jujur Soal Hubungan Badan di Penjara dengan Gembong Narkoba: Aku Cerita ya

Source : Tribunnews.com

Editor : Suar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest