Hal ini dikarenakan kalau pun hasilnya positif, maka tetap tak mengubah keputusan status usai isolasi oleh dokter.
"Kerugian biaya PCR yang tidak murah dapat memicu stres karena hasil masih positf.
"Padahal itu hanya menandakan sisa bangkai virus saja," tulisnya.
Ia pun membocorkan kalau usai melakukan isolasi mandiri pada gejala ringan dan sedang ini, maka risiko penularan dianggap sudah sangat minim.
Ini dikarenakan hasil studi menyebutkan kalau virus sudah tak aktif lagi.
"Sebenarnya, tanpa harus PCR negatif, seseorang sudah layak kembali bekerja dengan syarat berikut:Sudah menyelesaikan masa isolasiKondisi sudah dinilai dan dinyatakan layak bekerja kembali oleh dokterHarus tetap patuh pada protokol kesehatan ketika kembali bekerja,"paparnya.
Kemudian, ia pun mengakui kalau permintaan PCR negatif sebelum karyawan masuk kembali usai isolasi mandiri tak cuma terjadi di Indonesia.
Namun hal ini rupanya juga terjadi di negara lain juga.