Pertama, mencegah virus dengan menekan respons antivirus alami sel manusia.
Kedua, ada kemungkinan obat ini mencegah 'lonjakan' protein pada permukaan virus untuk mengikat reseptor yang memungkinkannya memasuki sel manusia.
Hal ini dikarenakan sifat anti-inflamasi yang terlihat dari respon ivermectin terhadap rosacea, ini mungkin menunjukkan efek yang berguna pada penyakit virus yang menyebabkan peradangan signifikan.
Temuan awal ini digunakan sebagai dasar dari banyak rekomendasi untuk penggunaan ivermectin untuk mengobati Covid-19.
Terutama di Amerika latin yang kemudian ditarik kembali.
Sejak saat itu, ada banyak penelitian tentang ivermectin sebagai pengobatan potensial untuk Covid-19.
Di akhir tahun 2020, sebuah kelompok penelitian di India mampu merangkum hasil dari 4 penelitian kecil mengenai ivermectin berjudul“Therapeutic potential of ivermectin as add-on treatment in COVID 19: A systematic review and meta-analysis”.
Dalam studi ini, ivermectiun ini digunakan sebagai pengobatan tambahan pada pasien Covid-19.
Ulasan ini pun menunjukkan peningkatan yang signifikan secara statistik dalam kelangsungan hidyp di antara pasien yang menerima ivermectin di samping pengobatan lain.