"Kelompok Teroris OPM, yang telah menunjukkan kebrutalannya dengan membunuh, menganiaya, memperkosa, membakar, dan menembak masyarakat, baik itu anak-anak, ibu-ibu dan para tokoh-tokoh lainnya dengan niat memisahkan diri dari bingkai NKRI, melalui berbagai aksi separatis terorisme dan kejahatan terkoordinasi," kata Cantiasa dalam keterangan resmi Kodam XVIII Kasuari, Rabu (26/5/2021), melansir Tribunnews.
Ia mengatakan pengamanan daerah rawan yang harus diemban prajurit Yonif 762/VYS adalah sebuah tugas dan tanggung jawab yang besar dan berat.
Cantiasa menegaskan, kepercayaan yang telah diberikan harus dipertanggungjawabkan.
"Kalian prajurit pilihan, tugas adalah kehormatan dan kalian harus jawab dengan tekad dan semangat untuk melakukan tugas," kata Cantiasa.
Cantiasa mengingatkan kejadian di satuan yang bertugas di Papua dan Papua Barat agar dijadikan pelajaran.
Ia mengingatkan agar para prajurit tidak melakukan pelanggaran sekecil apapun dalam menjalankan tugasnya.
"Jangan ada pelanggaran sekecil apapun, tetapi buatlah prestasi dan senantiasa berdoa, beribadah, serta dekatkan diri dan libatkan Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap penyelesaian masalah,” kata Cantiasa.
Usai pemeriksaan, Cantiasa menyerahkan tali 'Fast Rope' untuk latihan, ribuan Masker Kesehatan, serta 50 buah saku tentang 'Pedoman Tata Cara Melaksanakan Pertempuran Sesuai Dengan Hukum Humaniter Internasional' dan 50 'Buku Pedoman Penerapan HAM' dari Babinkum TNI sebanyak untuk Satgas Pamrahwan guna dipelajari, dipahami, dan dipedomani dalam pelaksanaan tugas.