Pemutusan protokol angkatan laut ini tentu membuat marah dan mengganggu Amerika Serikat dan Sekutu Eropa.
Beberapa hari sebelum Lusitania dijadwalkan meninggalkan New York menuju Liverpool pada awal Mei 1915, Kedutaan Besar Kekaisaran Jerman di Washington D.C. memasang iklan di surat kabar Amerika yang mengingatkan orang Amerika bahwa Inggris dan Jerman sedang berperang.
Mereka memperingatkan calon pelancong bahwa "kapal yang mengibarkan bendera Inggris Raya atau salah satu sekutunya bertanggung jawab atas kehancuran" dan harus dihindari.
Karena diasumsikan Jerman masih akan mengizinkan penumpang untuk masuk ke sekoci sebelum serangan, peringatan tersebut diabaikan.
Pada tanggal 7 Mei 1915, enam hari setelah meninggalkan New York menuju Liverpool, Lusitania terkena serangan langsung dari kapal selam U-boat Jerman, tanpa peringatan apa pun, dan tenggelam dalam waktu 20 menit.
Serangan balasan tersebut membangkitkan sentimen anti-Jerman di Amerika.
Saat berita menyebar tentang nasib tragis Lusitania, begitu pula datangnya kemarahan.
Warga Amerika sedih dan tertegun tetapi tidak siap untuk segera berperang.
Presiden Woodrow Wilson ingin melanjutkan dengan hati-hati dan tetap netral sementara mantan Presiden Theodore Roosevelt menuntut pembalasan secepatnya.
Jerman mempertahankan agresinya, mengklaim Lusitania telah membawa senjata dan perbekalan perang dan karena itu adil.
Ketika mereka terus mengalihkan kesalahan, propaganda Inggris melawan mereka semakin membesar.