Hasilnya dalam tujuh hingga delapan bulan ia memanen porang sebanyak 63 ton dengan nilai jual Rp 630 juta.
Tak hanya itu, semasa tanam rupanya ia juga mendapatkan hasil pendapatan lainnya dari katak (buah porang yang bisa dijadikan bibit).
Total katak yang didapat sekitar 900 kilogram.
Katak itu dijual Rp 300.000 perkilogramnya.
Dengan demikian pendapatan yang diperoleh dari hasil menjual katak sekitar Rp 270 juta.
“Omzet penjualan porang dan katak sekitar Rp 900 juta,” kata Jito.
Jito mengaku, keuntungan yang diperoleh dibelikan mobil baru, satu hektare tanah dan modal tanam tahun ini.
Aldo Kriswanto (21) petani muda lainnya juga mendapatkan keuntungan luar biasa dari berbudidaya porang.
Mantan sekuriti di Surabaya itu memilih pulang ke kampung halamannya untuk menjadi petani porang.
“Capek kerja disuruh-suruh terus. Makanya saya pulang ke kampung dan menanam porang,” kata Aldo.