Ia menanam porang sekitar dua tahun yang lalu.
Bermodal uang tabungan sebesar Rp 15 juta selama bekerja di Surabaya Aldo menaman lahan kosong milik keluarganya.
Usai panen perdana, Aldo tak langsung menjualnya.
Umbi dan katak yang dihasilkan ditanam lagi di masa tanam kedua.
Saat ini ia tinggal menunggu hasil panen yang akan siap dijual.
“Ya kira-kira umbinya nanti kalau dijual sekitar Rp 50 juta,” kata Aldo.
Aldo mengatakan, banyak anak-anak muda di daerahnya yang merantau memilih pulang kampung untuk menanam porang sejak komoditas pertanian itu memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini