Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kisah Perseteruan Legendaris antara Prabowo Subianto dan Wiranto, Dua Jenderal Besar di Era Soeharto, Bermula ketika Mantan Menhankam Diberi Mandat Jaga Negara

Ervananto Ekadilla - Jumat, 02 April 2021 | 21:00
Kisah perseteruan Prabowo Subianto dan Wiranto di era Presiden Soeharto.
Dok. Tribun Timur

Kisah perseteruan Prabowo Subianto dan Wiranto di era Presiden Soeharto.

Suar.ID -Kisah Perseteruan Legendaris antara Prabowo Subianto dan Wiranto, Dua Jenderal Besar di Era Soeharto, Bermula ketika Mantan Menhankam Diberi Mandat Jaga Negara.

Lengsernya Presiden Soeharto menjadi sejarah besar bagi demokrasi di Indonesia.

Ia mundur pasca didemo besar-besaran oleh mahasiswa dari seluruh Indonesia.

Banyak korban yang jatuh pada saat itu.

Baca Juga: Dihadiri Tiga Penguasa Kerajaan di Jawa, Begini Suasana Pernikahan Bambang Trihatmodjo dengan Halimah yang Supermewah, Kontras dengan Pernikahannya dengan Mayangsari yang Hanya Disaksikan Sofa Kuning

Tak sedikit, mahasiswa terlibat bentrok dengan petugas keamanan.

Peristiwa tersebut menyimpan rahasia yang perlahan mulai terungkap.

Salah satu sosokyang memegang peran penting dalam proses transisi kekuasaan dari tangan Soeharto ke B.J. Habibie adalah Jenderal Wiranto.

Saat itu, dia menjabat Menhankam/Pangab.

Baca Juga: Skandal Perselingkuhan Mayangsari: Ini Syarat Berat dari Keluarga Cendana jika Khirani Trihatmodjo Mau Diterima jadi Bagian dari Keluarga Mantan Presiden Soeharto

Dalam masa jabatannya itu, telah muncul isu dikotomi ABRI merah-putih dan ABRI hijau.

Dalambuku berjudul 'Kontroversi Kudeta Prabowo,' pada hari-hari panjang Mei 1998, Wiranto mengaku pernah dituduh membangkang kepada Soeharto.

Terungkap, yang melaporkan adalah Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto.

Pada 15 Mei, ibukota telah porak-poranda akibat kerusuhan yang sudah terjadi selama 3 hari.

Soeharto Memberi Mandat Serupa kepada Jenderal Wiranto Lewat Inpres No.16 Tahun 1998
ist

Soeharto Memberi Mandat Serupa kepada Jenderal Wiranto Lewat Inpres No.16 Tahun 1998

Baca Juga: Bertolak Belakang Dari Kemewahan Keluarga Cendana, Inilah Satu-satnya Benda Yang Jadi Saksi Pernikahan Siri Bambang Trihatmodjo Dan Mayangsari Yang Sembunyi-sembunyi, Langsung Diboyong Ke Purwokerto

Soeharto kemudian mengangkat Panglima Komando Operasi Kewaspadaan dan Keselamatan Nasional.

Pangab Jenderal Wiranto dipercaya menjadi Panglimanya dan pelantikan dilakukan 3 hari kemudian.

Pengangkatan tersebut membuat rivalnya tidak puas, termasuk Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto.

Prabowo pun datang ke mertuanya, Soeharto, membawa bukti ketidaksetiaan Wiranto.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Inilah Wanita Cantik Satu-satunya Orang Yang Di-follow Tommy Soeharto Di Instagram, Siapakah Dia? | Lihat Anak Mirip Bule, Bopak Castello Ngotot Minta Tes DNA Anak Istri Pertamanya

Bukti tersebutberupa konsep pernyataan pers ABRI.

Di dalamnya, berisi dukungan ABRI terhadap sikap NU yang meminta Soeharto mengundurkan diri.

Soeharto tidak percaya terhadap pengaduan itu dan malam harinya memanggil Wiranto ke rumahnya.

Namun Jenderal Wiranto berkata, jika Presiden Soeharto sudah tidak percaya lagi padanya, dia memilih mundur.

Baca Juga: Benar-benar Wanita Istimewa, Wanita Cantik Ini Jadi Satu-satunya Orang Yang Difollow Oleh Pangeran Cendana Di Instagram, Punya Hubungan Apa Sih?

Konon Soeharto menggeleng dan berkata, 'teruskan saja tugasmu.'

Presiden Soeharto yang telah memutuskan mundur dari jabatannya, memberi Wiranto mandat melalui Inpres No.16 Tahun 1998 untuk melakukan apa saja demi keamanan negara.

Banyak pihak membandingkan mandat itu setara dengan Supersemar yang diiterima Soeharto dari Soekarno.

Malam hari 20 Mei 1998, Soeharto mengambil keputusan penting untuk merencanakan mundur esok harinya,

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Takut Kalau-kalau Terjadi Pernikahan Sedarah, Sandy Harun Tegaskan Putrinya Darah Daging Tommy Soeharto | Selalu Minta Jatah Berhubungan, Istri Yang Kelelahan Usai Lahirkan Anak Ketiga Ini Nekat Bacok Suami

Akhirnya, pada 21 Mei,Soeharto digantikan oleh Habibie.

Pada 22 Mei saat Habibie menyusun kabinet baru, dia menerima surat dari Jenderal Besar A.H. Nasution.

Surat itu menyarankan agar Habibie mengangkat Jenderal Subagyo H.S. menjadi panglima ABRI (pangab) dan Letjen Prabowo Subianto sebagai KSAD.

Namun,Habibie bergeming dan mempertahankan Wiranto di posisi Pangab.

tragedi demonstrasi mahasiswa 1998

tragedi demonstrasi mahasiswa 1998

Baca Juga: Khawatir Terjadi Pernikahan Sedarah, Artis Lawas Ini Terang-terangan Sebut Putrinya Darah Daging Tommy Soeharto: Bapaknya Punya Banyak Anak Dari Banyak Wanita

Padahal, di mata Prabowo dan kawan-kawan, Wiranto telah membuat kesalahan besar.

Hal ini karena mereka merasa Wiranto tak mampu mengendalikan kerusuhan massal di Jakarta, pertengahan Mei 1998.

Habibie sendiri menilai, dengan mandat Inpres No.16 Tahun 1998, bisa saja Wiranto mengerahkan pasukan untuk merebut kekuasaan pada saat itu.

Namun, hal tersebut tak dilakukannya.

Source :Tribun Manado

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x