Soeharto tidak percaya terhadap pengaduan itu dan malam harinya memanggil Wiranto ke rumahnya.
Namun Jenderal Wiranto berkata, jika Presiden Soeharto sudah tidak percaya lagi padanya, dia memilih mundur.
Konon Soeharto menggeleng dan berkata, 'teruskan saja tugasmu.'
Presiden Soeharto yang telah memutuskan mundur dari jabatannya, memberi Wiranto mandat melalui Inpres No.16 Tahun 1998 untuk melakukan apa saja demi keamanan negara.
Banyak pihak membandingkan mandat itu setara dengan Supersemar yang diiterima Soeharto dari Soekarno.
Malam hari 20 Mei 1998, Soeharto mengambil keputusan penting untuk merencanakan mundur esok harinya,
Akhirnya, pada 21 Mei,Soeharto digantikan oleh Habibie.
Pada 22 Mei saat Habibie menyusun kabinet baru, dia menerima surat dari Jenderal Besar A.H. Nasution.
Surat itu menyarankan agar Habibie mengangkat Jenderal Subagyo H.S. menjadi panglima ABRI (pangab) dan Letjen Prabowo Subianto sebagai KSAD.
Namun,Habibie bergeming dan mempertahankan Wiranto di posisi Pangab.