Suar.ID - Baru-baru ini,sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seorang ibu yang mengamuk dan marah-marah karena anaknya dimasukkan ke grup Whatsapp (WA) oleh teman sekolahnya.
Bahkan dalamvideo tersebut, sang ibu mengancam memberhentikan anak dari sekolah.
Buku-buku sekolahmilik sang anak, berdasarkan tayangan video, tampak sudah berantakan di lantai rumah.
Beberapa di antaranya, bahkan dalam kondisi rusak.
Ibu tersebutberteriak sambil menunjuk pada anak yang terduduk lemas.
"Ini akibat kamu yah, anakku ku suruh berhentikan semua sekolah!
Sekarang aku sobek buku kalian, ku sobek buku sekolah kalian!
Kalian lihat yang konsekuensi kalian di grup itu, kalian lihat!" beber si ibu.
Dalam video yang diunggah oleh akun gosip Instagram @fakta.indoitu menuliskan keterangan bahwa sang ibu marah-marah karena anaknya dimasukkanke sebuah grup WA.
Diduga, sang ibu telah melarang anaknya untuk masuk dalam grup WA.
Namun, sang anak justru melanggarnya karena kontaknya dimasukkan ke grup tersebut oleh seorang temannya.
Meski begitu, belum diketahui secara jelas mengapa sang ibu tersebut melarang anaknya masuk dalam grup WA.
![](https://cdn.grid.id/photo/noimg.png)
Emak-emak Dilaporkan ke Polisi usai Nekat Lempari Pabrik dengan Batu
Belum lama ini sebuah pabrik tembakau dilempari emak-emak dengan batu.
Meski begitu, pabrik tembakau UD Mawar Putra yang diketahui berada di Dusun Nyiur, Desa Wajageseng, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini tak mengalami kerusakan berarti.
Tak cuma aman dari kerusakan, menurut pantuan Tribunlombok.com, gudang milik pabrik ini pun masih berdiri dengan kokoh.
Baca Juga: Dihina kalau Meninggal jadi Babi, Ramisah: Emak Tidak Mau Kutuk Anak dan Maafkan Mereka Berdua
Bahkan aktivitas produksi masih tetap berjalan, tapi hari itu, Sabtu (20/2/2021), tidak ada bau menyengat tercium.
Beberapa seng penutup pabrik memang tampak penyok, namun tidak sampai jebol atau rusak parah.
Meski demikian, pemilik pabrik tetap melaporkan kasus pelemparan itu ke polisi karena merasa sudah tidak tahan karena pihak pabrik merasa terganggu.
H Ahmad Suardi, pemilik UD Mawar Putra yang dikonfirmasi menjelaskan, aksi pelemparan itu membuat buruh pabrik tidak nyaman dan ketakutan.
Baca Juga: Sekelompok Emak-emak Ingin Mainan 'Bunchem' Dilarang, Ternyata Ada Kejadian Horor Ini!
Pelemparan batu ke pabrik tidak hanya dilakukan sekali, tetapi sudah sering.
”Bukan sekali ini saja, dia juga sudah mengaku.
Kalau dikumpulkan batunya sudah banyak.
Tapi saya biarkan saja, serahkan kepada Allah SWT,” kata Ahmad Suardi, yang ditemui di rumahnya, Sabtu (20/2/2021).
![Pabriknya Dilempari Batu Oleh 4 Emak-emak Namun Tak Mengalami Kerusakan Berarti, Sang Pemilik Pun Tetap Tega Penjarakan Para Pelaku Gegara Mengaku Rugi: Bukan Sekali Saja, Saya Juga Rugi!](https://cdn.grid.id/photo/noimg.png)
Pabriknya Dilempari Batu Oleh 4 Emak-emak Namun Tak Mengalami Kerusakan Berarti, Sang Pemilik Pun Tetap Tega Penjarakan Para Pelaku Gegara Mengaku Rugi: Bukan Sekali Saja, Saya Juga Rugi!
Ia selalu mengingatkan karyawannya, meski terus dilempar tidak usah membalas melempar.
”Biarkan saja,” katanya.
Pada satu waktu, terjadi pelemparan pada jam istirahat, sekitar pukul 09.00 Wita.
Suardi yang tidak berada di lokasi pun ditelepon, para karyawan merasa ketakutan.
Was-was batu tersebut menimpa mereka saat bekerja.
Dia sempat melapor polisi, namun disarankan tidak perlu ditanggapi terlebih dahulu.
Kemudian sore harinya terjadi pelemparan lagi berkali-kali.
Pekerja yang ketakutan ingin membalas dan mendatangi warga, tetapi Suardi mencegahnya.
”Saya bilang jangan. Mereka (pekerja) pun akhirnya pulang dan saya juga rugi hari itu,” katanya.
Itulah yang membuatnya tidak tahan sehingga melaporkan ke kepolisian.
Suardi sendiri menunggu warga datang untuk membicarakan persoalan itu secara baik-baik untuk membuka kemungkinan damai.
”Kita tunggu berbulan-bulan, tidak ada yang datang, mungkin mereka juga merasa benar.
Ya kita ikuti saja aturan, makannya dilanjutkan ke kejaksaan,” katanya.
Ia pun mengaku tidak tahu ternyata keempat ibu-ibu tersebut telah ditahan oleh kejaksaan.
”Saya tidak pernah tahu mereka ditahan, cuma itu saja,” katanya.
Akibat pelemparan itu, kata Suardi, beberapa bagian pabrik rusak.
Ada bagian yang bocor tapi sudah diperbaiki.
”Kalau tidak nanti rusak tembakau kita,” katanya.
Kerugian akibat pelemparan itu hanya Rp 4 juta lebih namun bukan nilai kerugian yang dipersoalkan.
”Cuma masalahnya, kenapa saya dihujat terus. Mereka merasa benar, saya juga bekerja sesuai prosedur,” katanya.
Akhirnya permasalahan tersebut diserahkan ke aparat penegak hukum.