Dalam perbincangan tersebut, Marzuki menceritakan bahwa sebelum pemilu 2004, SBY pernah mengatakan kepada dirinya bahwa Megawati yang kala itu juga Presiden petahana akan kecolongan dua kali.
"Pak SBY menyampaikan, 'Pak Marzuki saya akan berpasangan dengan Pak JK (Jusuf Kalla), ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini, kecolongan pertama dia (SBY) yang pindah, kecolongan kedua dia (SBY) ambil Pak JK, itu kalimatnya," ujar Marzuki.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto kemudian merespons cerita Marzuki dengan menyatakan itu sebagai bukti bahwa selama ini SBY memang memiliki desain untuk melakukan misi pencitraan.
"Dalam politik kami diajarkan moralitas politik yaitu satunya kata dan perbuatan."
"Apa yang disampaikan oleh Marzuki Alie tersebut menjadi bukti bagaimana hukum moralitas sederhana dalam politik itu tidak terpenuhi dalam sosok Pak SBY," kata Hasto.
Selepas itu, giliran Andi yang angkat bicara, ia menyebut Marzuki telah membuat pernyataan hantu.
Menurut Andi, Marzuki telah mengarang cerita.
"Kenapa hantu, karena Marzuki mengarang bebas."
"Lebih mengejutkan saya, ternyata ada dendam PDIP terhadap SBY karena sebagai menantu Jenderal Sarwo Edhie Wibowo, dendam Ideologis?" tutur pria yang menjadi stafsus presiden di era Kepresidenan SBY itu.
Andi juga meminta Marzuki tidak memecah belah dan membuat ketegangan antara PDI Perjuangan dan Partai Demokrat.
"Lebih baik Pak Marzuki menahan diri dan kembali menjadi manusia Indonesia yang harmoni."
"Jangan menjadi Belanda yang suka memecah belah internal partai, juga jangan membuat ketegangan yang nggak perlu antara PDIP dan Demokrat," kata Andi Arief kepada wartawan, Kamis (18/2/2021), melansir Tribunnews.