Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Pabriknya Dilempari Batu Oleh 4 Emak-emak Namun Tak Mengalami Kerusakan Berarti, Sang Pemilik Pun Tetap Tega Penjarakan Para Pelaku Gegara Mengaku Rugi: Bukan Sekali Saja, Saya Juga Rugi!

Aditya Eriza Fahmi - Senin, 22 Februari 2021 | 18:45
Pabriknya Dilempari Batu Oleh 4 Emak-emak Namun Tak Mengalami Kerusakan Berarti, Sang Pemilik Pun Tetap Tega Penjarakan Para Pelaku Gegara Mengaku Rugi: Bukan Sekali Saja, Saya Juga Rugi!
handover/Kompas.com

Pabriknya Dilempari Batu Oleh 4 Emak-emak Namun Tak Mengalami Kerusakan Berarti, Sang Pemilik Pun Tetap Tega Penjarakan Para Pelaku Gegara Mengaku Rugi: Bukan Sekali Saja, Saya Juga Rugi!

Suar.ID -Belum lama ini sebuah pabrik tembakau dilempari emak-emak dengan batu.

Meski begitu, pabrik tembakau UD Mawar Putra yang diketahui berada di Dusun Nyiur, Desa Wajageseng, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini tak mengalami kerusakan berarti.

Tak cuma aman dari kerusakan, menurut pantuan Tribunlombok.com, gudang milik pabrik ini pun masih berdiri dengan kokoh.

Bahkan aktivitas produksi masih tetap berjalan, tapi hari itu, Sabtu (20/2/2021), tidak ada bau menyengat tercium.

Beberapa seng penutup pabrik memang tampak penyok, namun tidak sampai jebol atau rusak parah.

Baca Juga: Dalang Penculikan Bocah Viral Terekam CCTV Ternyata Pecatan TNI, Ketakutan, Minta Tolong Temannya untuk Pulangkan Korban

Meski demikian, pemilik pabrik tetap melaporkan kasus pelemparan itu ke polisi karena merasa sudah tidak tahan karena pihak pabrik merasa terganggu.

H Ahmad Suardi, pemilik UD Mawar Putra yang dikonfirmasi menjelaskan, aksi pelemparan itu membuat buruh pabrik tidak nyaman dan ketakutan.

Pelemparan batu ke pabrik tidak hanya dilakukan sekali, tetapi sudah sering.

”Bukan sekali ini saja, dia juga sudah mengaku. Kalau dikumpulkan batunya sudah banyak. Tapi saya biarkan saja, serahkan kepada Allah SWT,” kata Ahmad Suardi, yang ditemui di rumahnya, Sabtu (20/2/2021).

Ia selalu mengingatkan karyawannya, meski terus dilempar tidak usah membalas melempar.

Baca Juga: Lion Air Tujuan Balikpapan-Surabaya Batal Terbang, Inilah Penyebabnya

”Biarkan saja,” katanya.

Pada satu waktu, terjadi pelemparan pada jam istirahat, sekitar pukul 09.00 Wita.

Suardi yang tidak berada di lokasi pun ditelepon, para karyawan merasa ketakutan.

Was-was batu tersebut menimpa mereka saat bekerja.

Dia sempat melapor polisi, namun disarankan tidak perlu ditanggapi terlebih dahulu.

Baca Juga: Bukan Drama, Ternyata Ini Alaasan Kalina Ocktaranny Gagal Nikah dengan Vicky Prasetyo

Kemudian sore harinya terjadi pelemparan lagi berkali-kali.

Pekerja yang ketakutan ingin membalas dan mendatangi warga, tetapi Suardi mencegahnya.

TEMBAKAU: H Ahmad Suardi, pemilik UD Mawar Putra menunjukkan tembakau rajangan kering yang diproduksi dalam bentuk kemasan kecil, Sabtu (20/2/2021).
TribunLombok.com/Sirtupillaili

TEMBAKAU: H Ahmad Suardi, pemilik UD Mawar Putra menunjukkan tembakau rajangan kering yang diproduksi dalam bentuk kemasan kecil, Sabtu (20/2/2021).

”Saya bilang jangan. Mereka (pekerja) pun akhirnya pulang dan saya juga rugi hari itu,” katanya.

Itulah yang membuatnya tidak tahan sehingga melaporkan ke kepolisian.

Suardi sendiri menunggu warga datang untuk membicarakan persoalan itu secara baik-baik untuk membuka kemungkinan damai.

Baca Juga: Anaknya DItuding Pelakor, Ayah dari Nissa Sabyan Akhirnya Buka Suara dan Beberkan Fakta yang Tak Terduga: Di Seni dan Musik Itu Biasa

”Kita tunggu berbulan-bulan, tidak ada yang datang, mungkin mereka juga merasa benar. Ya kita ikuti saja aturan, makannya dilanjutkan ke kejaksaan,” katanya.

Ia pun mengaku tidak tahu ternyata keempat ibu-ibu tersebut telah ditahan oleh kejaksaan.

”Saya tidak pernah tahu mereka ditahan, cuma itu saja,” katanya.

Akibat pelemparan itu, kata Suardi, beberapa bagian pabrik rusak.

Ada bagian yang bocor tapi sudah diperbaiki. ”Kalau tidak nanti rusak tembakau kita,” katanya.

Baca Juga: Dijamin Langsung Bikin Geger Dunia Hiburan Tanah Air, Elly Sugigi Tiba-tiba Bongkar Artis Yang Doyan Settingan, Lesti Kejora Dan Rizky Billar Juga?

Kerugian akibat pelemparan itu hanya Rp 4 juta lebih namun bukan nilai kerugian yang dipersoalkan.

”Cuma masalahnya, kenapa saya dihujat terus. Mereka merasa benar, saya juga bekerja sesuai prosedur,” katanya.

Akhirnya permasalahan tersebut diserahkan ke aparat penegak hukum.

Mediasi Buntu

MEDIASI: Ketua Komisi IV DPRD Lombok Tengah H Supli (pakai songkok sorban) menemui pemilik pabrik dan kepala desa untuk proses mediasi, Jumat (19/2/2021).
Dok. Komisi IV DPRD Loteng

MEDIASI: Ketua Komisi IV DPRD Lombok Tengah H Supli (pakai songkok sorban) menemui pemilik pabrik dan kepala desa untuk proses mediasi, Jumat (19/2/2021).

Upaya mediasi sebenarnya sudah dilakukan beberapa kali, pertemuan di kantor kepala desa hingga ke kantor polisi.

Tapi menurut Suardi, warga justru tidak mau menunjukkan niat baik menyelesaikan secara damai.

Baca Juga: Bak Tersambar Geledek, Andhika Pratama Mendadak Bongkar Perselingkuhan Ussy Sulistiawaty: 6 Bulan Gue Makan Hati

Sekarang, permasalahan tersebut bisa diselesaikan secara damai atau tidak diserahkan ke warga.

”Tergantung mereka, kalau mereka mau bertahan, bagaimana? masa saya sendiri,” katanya.

Mediasi di DPRD Lombok Tengah pun pernah dilakukan, dia akan sangat senang karena bisa menyelesaikan persoalan itu dengan baik.

Kemudian di kantor Polsek Praya Tengah, saat mediasi, warga hanya meminta perusahaan ditutup.

Tapi permintaan itu terlalu berat bagi dirinya. Karena hanya akan merugikan usahanya.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: 'Bayi Ajaib' Yang Lahir Tanpa Hamil Di Cianjur Ternyata Punya Ayah, Ini Hubungannya Dengan Sang Ibu | Punya Suami Polisi Dengan Pangkat Mentereng, Biaya Perawatan Uut Permatasari Ternyata Cuma Ratusan Ribu

Padahal yang bekerja di pabrik itu juga sebagian besar merupakan penduduk setempat.

Pabrik Sudah Berizin

Terkait lokasi pabrik yang berdekatan dengan permukiman warga, Suardi menjelaskan, semua izin usaha sudah diurusnya.

Kalau tanpa izin, tidak mungkin dia berani beroperasi,

Pemerintah sudah turun mengecek dan dianggap tidak masalah.

Tembakau yang diproduksi pun sudah punya cukai resmi. sehingga usahanya benar-benar legal dari hulu ke hilir.

Baca Juga: Bak tak Punya Malu, Ayus Terang-terangan Puji Kecantikan Nissa Sabyan saat Live TV, Sang Biduan Tersipu Malu: Ih, nggak

”Ini hanya usaha pengolahan tembakau, tidak ada limbahnya, cuma tembakau kering biasa saja yang dibungkus,” katanya.

Karena itu, Suardi sendiri merasa heran kenapa warga akhir-akhir ini memprotes usahanya.

Sejak berdiri tahun 2013, pabriknya tidak pernah mendapat penolakan warga.

”Kok baru sekarang ada komplain tahun 2020,” katanya.

Dia merasa usahanya tidak menimbulkan kerusakan lingkungan atau limbah.

Baca Juga: Tak Bisa Pulang ke Apartemennya karena Banjir, Anya Geraldine Akhirnya Terpaksa Lakukan Hal Ini: Sebal!

Meski demikian, dia tidak mau membeberkan proses produksi tembaku iris atau rokoknya kepada wartawan.

Menurutnya, hal itu merupakan rahasia dapur perusahaan.

Tembakau-tembakau rajangan kering yang dibeli dari petani diolah dalam bentuk kemasan kecil.

Produk itu kemudian dia kirim ke beberapa daerah seperti Surabaya.

Di luar daerah, tembakau ini dikenal dengan nama tembakau kiss Lombok.

Usahanya cukup lancar karena tembakau kiss Lombok sangat diminati di pasaran.

Baca Juga: Kewalahan Hadapai Cowok Berondong Ini, Nikita Mirzani Syok Rahasia Bastian Steel Dibongkar Sahabatnya Sendiri: Gila ya, No!

Source : TribunLombok.com

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x