Suar.ID - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai, peluang Anies Baswedan kembali mencalonkan diri di Pilkada DKI Jakarta selanjutnya bisa jadi sulit usai dikabarkan pecah kongsi dengan Partai Gerindra.
Meski berstatus inkumben, Anies diprediksi akan kesulitan mendapat partai pengusung.
Sebab, tanda-tanda Anies pecah kongsi dengan Partai Gerindra mulai terlihat.
Baca Juga: Gubernur Anies Baswedan Sebut Jakarta Bebas Macet pada Jam 2 Pagi: Enggak Ada Kendaraan di Situ
"Memang sudah kelihatan pecah kongsi Anies dan Gerindra DKI," kata Adi kepada Kompas.com, Selasa (2/2/2021).
Adi menilai, tanda-tanda Anies dan Gerindra pecah kongsi sudah mulai terlihat dari alotnya pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta untuk menggantikan Sandiaga Uno yang mengundurkan diri.
Diminta mundur
Tanda pecah kongsi tersebut baru-baru ini dipertegas dengan kritik dari Ketua DPC Gerindra Jakarta Timur, Ali Lubis.
Ali meminta Anies mundur jika tak sanggup menangani pandemi Covid-19.
Adi memprediksi, Gerindra memilih akan mengusung Riza Patria sebagai calon gubernur dalam pilkada DKI selanjutnya.
"Kan sudah kelihatan sejak awal Gerindra ini sudah memilih untuk tidak semesra dulu dengan Anies dan sudah punya calon lain, yaitu Pak Riza Patria," kata Adi.
Adi menilai parpol yang saat ini masih loyal dan akan mendukung Anies hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Namun, PKS tak memiliki cukup kursi untuk bisa mengusung Anies sendirian.
PKS saat ini hanya mengantongi 16 kursi.
Sementara, syarat untuk mengusung Paslon di Pilgub adalah 21 kursi.
"Ya di sinilah nasib Anies sedang dipertaruhkan."
"Apakah dia nantinya dapat dukungan parpol lain, dia maju independen atau tidak maju sama sekali, karena yang bisa dibaca mendukung Anies kan hanya PKS," kata Adi.
"Partai yang lain tidak (mendukung Anies), justru menarik diri, apalagi partai pemerintah kan," sambungnya.