Suar.ID -Sebuah penampakan jembatan Tukung menuai polemik di masyarakat.
Jembatan Tukung ini terletak di Desa Bulak, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
Pembangunan jembatan ini menuai polemik karena proyek senilai Rp199.659.000 ini hanya berupa jembatan bambu atau sesek.
Hal ini tentu saja membuat publik menjadi bertanya-tanya bagaimana alokasi anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah (APBD) Pemkab Ponorogo itu.
Dilansir Tribunnews.com, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Ponorogo yang bernama Jamus Kunto pun menjelaskan kalau proyek pembangunan ini berawal dari usulan Pemerintah Desa Bulak untuk merehabilitasi jembatan ini.
Ketika dihitung, anggaran yang dibutuhkan adalah sebesar Rp 500 juta hingga Rp 600 juta untuk lebar maksimal 3 meter.
"Bapeda bilang adanya anggaran Rp 200 juta, kata lurah tidak apa-apa dibangun saja pondasinya dulu, nanti 2021 dilanjut lagi untuk struktur utamanya," ucap Jamus, Kamis (17/12/2020).
Pembangunan ini pun akhirnya dilakukan dengan anggaran senilai Rp 200 juta.
Setelah pondasi jadi, masyarakat berinisiatif untuk membangun jembatan darurat dari bambu daripada harus memutar lebih jauh.
"Jadi mereka patungan untuk membuat jembatan bambu tersebut.
"Jadi kita tidak terkait dengan pembuatan jembatan sesek bambu itu," lanjutnya.
Menurut Jamus, ada banyak jembatan yang pembangunannya harus dicicil karena keterbatasan anggaran.
Seperti jembatan di Desa Bajang, Kecamatan Mlarak dan di Desa Prayungan, Kecamatan Sawoo.
"Karena memang butuhnya besar tapi anggaran kita tidak cukup, kita cicil, sebenarnya tidak masalah, dan itu juga usulan dari mereka sendiri," lanjutnya.
Pada tahun 2021 nanti, Jamus juga mengatakan kalau program pembangunan struktur jembatan di Desa Bulak akan menjadi prioritas pembangunan Pembkab Ponorogo.
Sebuah kasus serupa juga sempat menjadi perhatian publik yaitu pembangunan WC SD yang dianggarkan hampir Rp 200 juta.
Dilansir TribunJakarta.com, pembangunan WC ini berlokasi di SD Negeri Mangunjaya 04 Tambun Selatan.
Proyek pembangunan WC ini terpisah dengan bangunan utama sekolah, ukuranya tidak terlalu besar diperkirakan hanya 3×3 meter.
Fasilitas yang sudah tampak terpasang yakni, WC jongkok dua unit, keran wudhu, westafel cuci tangan dan urinoir untuk buang air kecil pria.
Di dekat proyek pembangunan itu, terdapat spanduk berisi informasi kegiatan pembangunan yang dilakukan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang KabupatenBekasi.
Proyek pembangunan WC ini diproyeksi rampung dalam waktu 57 hari dimulai sejak 26 Oktober 2020 dan ditargetkan selesai 21 Desember 2020 mendatang.