"Bahkan tanpa pandemi pun, ada gap yang besar antara wilayah terpencil dan urban. Siswa belajar sangat sedikit saat waktu normal dan ketika pandemi, kegiatan belajar mengajar berhenti," kata Luhur.
Selain mengandalkan pelajaran secara daring, pemerintah pun memberikan alternatif dengan menayangkan acara pendidikan di saluran televisi TVRI setiap harinya.
Sinyal 4G belum merata
Dirangkum KompasTekno, New York Times menyoroti kesenjangan belajar daring di kala pandemi antara negara maju dan berkembang.
Bagi negara maju, guru-guru berusaha untuk memberikan pengalaman belajar jarak jauh sebaik mungkin.
Namun, di negara berkembang seperti Indonesia, tantangannya lebih sulit dikarenakan berbagai faktor, seperti minimnya infrastruktur.
Lebih dari sepertiga siswa di Indonesia memiliki internet yang terbatas, bahkan belum terjamah sinyal seluler.
Kekurangan infrastruktur ini membuat pemerintah dan para ahli khawatir bahwa banyak siswa akan tertinggal jauh, terutama di daerah terpencil.
Staf Khusus Menteri Kominfo Dedy Permadi mengatakan, secara geografis, lebih dari 50 persen dari keseluruhan wilayah daratan Indonesia belum terjangkau 4G.
"Apabila dilihat dari pendekatan geografis, sinyal 4G itu baru menjangkau 49,33 persen dari luas wilayah daratan di Indonesia," ujar Dedy dalam sebuah acara bertajuk "Peran Sektor Telekomunikasi dalam Pemulihan Ekonomi Nasional" yang digelar di Sekolah Politik Indonesia, Jumat (11/9).