Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Heboh Parasit yang Dipercaya Bisa Tangkal Virus Corona, Harganya Mencapai Rp 2 Miliar per Kilogram!

Adrie Saputra - Sabtu, 23 Mei 2020 | 13:45
Yartsa Gunbu
Oddity Central

Yartsa Gunbu

Suar.ID - Yartsa Gunbu, jamur ulat yang menginfeksi ngengat hantu di Dataran Tinggi Tibet, sejauh ini dianggap sebagai parasit paling mahal di dunia, harganya hingga 50.000 dollar per pon (Rp 700 juta).

Parasit ini hanya ditemukan di Dataran Tinggi Tibet, di mana ia menginfeksi larva ngengat hantu ketika mereka terkubur jauh di bawah tanah dan memakan akar tanaman.

Larva paling rentan di musim panas, ketika merekamelepaskan kulit mereka dan menjadi lebih mudah terinfeksi.

Parasit perlahan-lahan tumbuh selama musim gugur dan musim dingin, dan ketika salju mulai mencair, ia mendorong larva yang sekarat dan menjadi tuan rumah baru.

Baca Juga: Minum Rendaman Air Biji Ketumbar dan Bersiaplah untuk Merasakan 6 Hal tak Terduga Ini dalam Tubuhmu!

Yartsa Gunbu kemudian dipanen oleh penduduk desa setempat dan dijual dengan harga "murah" pada awalnya.

Namun parasit itu berubah menjadi mahalketika jamur melewati beberapa perantara, bahkan harganya jauh lebih mahal daripada emas.

Nama Yartsa Gunbu sebenarnya bisa berarti "rumput musim panas, cacing musim dingin".

Spesimen yang paling berhargamemiliki tangkai berisi spora yang melesat ke atas dari kepala inang, serta tubuh ngengat hantu yang mati.

Memanen parasit iniadalah proses yang sangat sulit.

Baca Juga: Pernah Bikin Sarah Amalia Hamil Duluan Sebelum Menikah, Ariel NOAH Tiba-tiba Minta Hal Ini kepada Netizen soal Kehidupan Asmaranya

Tidak hanya tangkai yang sulit dikenali atau hanya tumbuh di dataran tinggi Tibet, tetapi tanah di daerah parasit ini umumnya keras, menggali Yartsa Gunbu tanpa merusak tangkainya sangat "menantang".

Seperti yang dapat Anda bayangkan, sumber-sumber pendapatan sangat langka di dataran tinggi Tibet, sehingga Yartsa Gunbu adalah cara yang baik bagi masyarakat setempat untuk menambah penghasilan tahunan mereka.

Di Buthan, misalnya, perdagangan jamur merupakan bagian penting dari produk domestik bruto, dan di banyak desa Tibet, memanen jamur adalah salah satu dari sedikit cara bagi keluarga untukmenyambung hidup.

Yartsa Gunbu

Yartsa Gunbu

Walaupun mereka biasanya menjual Yartsa Gunbu hanya dengan beberapa ratus dolar per pon, pendapatannya merupakan bagian besar dari anggaran tahunan.

Setelah melewati rantai perantara, parasit Yartsa Gunbu mencapai Hong Kong dan kota-kota besar yang ramai di China daratan, di manaharganya naik menjadi gila-gilaan.

Parasit telah lama populer di kalangan orang China yang sangat kaya, terutama karena dugaan sifat obatnya (menurut pengobatan China), tetapi sebelum awal tahun 90-an hanya sedikit orang yang mampumembeli parasit ini.

Baca Juga: Sungguh Malang Nasib Bayi Ini, Gara-gara Ayahnya Seorang Perokok Dia Harus Mengidap Bronkopneumonia, Begini Curhat Pilu Sang Ibu: Merokok Itu Penyakit!

Segala sesuatunya berubah begitu ekonomi China yang tumbuh pesat dan menciptakan generasi elite baru.

Yartsa Gunbu laris manis untuk pengobatan tradisional China.

Muncul beberapa kisah yang meningkatkan reputasinya, seperti bagus sebagai obat perangsang yang kuat untuk aktivitas seksual dan penambah fungsi fisik.

Pada tahun 1993, ketika sejumlah atletChina secara tak terduga memecahkan beberapa rekor dunia dalam pertandingan lintasan dan lapangan, pelatih mereka mengatakan bahwa konsumsi Yartsa Gunbu menunjang prestasi mereka.

Satu dekade kemudian, desas-desus mulai beredar bahwa jamur dapat melindungi orang dari SARS, yang berarti bisa cegah coronavirus.

Toko Yartsa Gunbu

Toko Yartsa Gunbu

Sementara manfaat yang disebut-sebut ini belum dibuktikan secara ilmiah, perdagangan Yartsa Gunbu meledak, dan demikian pula harganya.

Berdasarkan The Atlantic, pasar global untuk Yartsa Gunbu bernilai antara 5 hingga 11 miliar dolar (Rp 70 triliun hingga Rp 162 triliun), dengan spesimen terbaik dari parasit ini dijual hingga 140.000 (Rp 2 miliar) dolar per kilogram.

Sayangnya, ketergantungan komunitas Dataran Tinggi Tibet pada Yartsa Gunbu dan permintaan jamur yang tampaknya terus meningkat bukan tanpa konsekuensi terhadap lingkungan.

Baca Juga: Gadis Malang Calon Pendeta Ini padahal Mengaku Sedang Haid, tapi Pelaku Rudapaksa Malah semakin Beringas! Begini Ending Tragisnya

Para ahli telah lama memperingatkan bahwa panen berlebihan dapat menyebabkan hilangnya jamur.

Dengan Yartsa Gunbu menjadi semakin langka, dan permintaan dari China terus meningkat, kemungkinan harga untuk parasit ini bisa semakin meningkat.

(Adrie P. Saputra/Suar.ID)

Editor : Suar

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular

x