Sementara manfaat yang disebut-sebut ini belum dibuktikan secara ilmiah, perdagangan Yartsa Gunbu meledak, dan demikian pula harganya.
Berdasarkan The Atlantic, pasar global untuk Yartsa Gunbu bernilai antara 5 hingga 11 miliar dolar (Rp 70 triliun hingga Rp 162 triliun), dengan spesimen terbaik dari parasit ini dijual hingga 140.000 (Rp 2 miliar) dolar per kilogram.
Sayangnya, ketergantungan komunitas Dataran Tinggi Tibet pada Yartsa Gunbu dan permintaan jamur yang tampaknya terus meningkat bukan tanpa konsekuensi terhadap lingkungan.
Para ahli telah lama memperingatkan bahwa panen berlebihan dapat menyebabkan hilangnya jamur.
Dengan Yartsa Gunbu menjadi semakin langka, dan permintaan dari China terus meningkat, kemungkinan harga untuk parasit ini bisa semakin meningkat.
(Adrie P. Saputra/Suar.ID)