Itu terjadi sejak September 1945 pada akhir Perang Dunia II ketika negara mengalami demobilisasi.
Tingkat pengangguran pada April 2020 ini dengan mudahnya melampaui 800.000 pengangguran baru yang terjadi di Maret 2009 silam sebagai puncak resesi terakhir.
Kehilangan pekerjaan ini menyebabkan kerapuhan ekonomi dan memukul semua industri baik AS maupun dunia.
Sebanyak 7,7 orang AS kehilangan pekerjaan di sektor jasa, bidang profesi, dan bisnis yang paling merugi karena pandemi.
Kemudian 2,5 juta orang di bidang pendidikan dan kesehatan juga harus berkorban.
Kantor-kantor dokter gigi merumahkan setidaknya 503.000 karyawan.
Ritel kehilangan 2,1 juta pekerjaan dan pekerjaan manufaktur turun 1,3 juta.
Di samping itu, pengangguran yang dialami orang Afrika-Amerika melonjak dari 6,7 persen pada bulan lalu menjadi 16,7 persen.
Sementara pengangguran bagi pekerja kulit putih AS juga meningkat drastis dari 4 persen menjadi 14,2 persen.
Sekitar 6 juta orang keluar dari angkatan kerja selama sebulan, artinya mereka berhenti mencari pekerjaan.