Suar.ID -Perjuangan berat dirasakan oleh Adithya Tegar Pambudhi, seorang perawat di RSUD R Syamsudin, SH, Sukabumi, Jawa Barat.
Ketika dirinya berjuang di garis depan menangani pandemi Virus Corona (Covid-19), ia harus merelakan istrinya pergi untuk selamanya.
Terbesit di benak Adithya untuk meninggalkan profesinya sebagai perawat.
Namun setelah mengenang kembali pesan istrinya Nadia Destipany (27), Agus kembali membulatkan tekadnya menangani Covid-19 hingga selesai.
Dalam tayangan dari acara Mata Najwa, Rabu (6/5/2020), Najwa Shihab menampilkan video yang dibuat oleh almarhumah istrinya.
Video itu menampilkan momen-momen terakhir ia bertemu istrinya.
Tampak banyak foto Adithya disertai dengan ungkapan-ungkapan kerinduan yang ditulis oleh almarhumah istrinya.
Adithya mulai menangis saat suara almarhumah istrinya terdengar di video tersebut.
Pada video itu istrinya sedang mengantar Adithya ke tempat isolasi mandiri yang disediakan oleh pemerintah daerah.
"Yang betah ya, nanti ketemu lagi sudah gendut, sudah putih ya," ucap almarhumah Nadia di video tersebut.
Mendengar candaan mendiang istrinya di video, raut wajah Adithya langsung menunjukkan kesedihan yang begitu mendalam.
Video itu juga menampilkan foto dirinya, anaknya, dan almarhumah Nadia disertai dengan tulisan Nadia yang tak sabar untuk berjumpa lagi.
"Keep strong my iron man (tetap kuat iron man ku), cepet pulang ke rumah, nanti kita jalan bertiga lagi ya," tulis Nadia saat itu.
Adithya kemudian bercerita bahwa video tersebut dibuat oleh istrinya saat mengantarnya ke lokasi isolasi mandiri yang disediakan oleh pemerintah daerah.
Ia mengatakan istrinya sangat mendukung dirinya berjuang sebagai perawat.
"Istri sebenarnya sangat mendukung apapun yang saya lakukan," kata Adithya.
Tapi di sisi lain Adithya mengungkapkan dirinya mendengar bahwa mendiangi istrinya sebenarnya ingin ditemani di rumah saja.
"Banyak cerita ke temennya sebenarnya ingin Adit di rumah saja," kata Adithya.
"Istilahnya enggak pernah buat saya untuk khawatir," lanjutnya.
Sempat Ingin Setop Jadi Perawat
Adithya lanjut bercerita bahwa dirinya sebenarnya sempat berpikiran untuk berhenti jadi perawat setelah kepergian istrinya.
"Awal beberapa hari memang saya sangat down," kata dia,
"Sempat saya menenangkan diri dulu di pesantren, karena memang keadaan saya waktu itu sangat turun sekali."
Alih-alih berhenti, tekad Adithya justru semakin kuat saat membaca pesan-pesan istrinya.
"Ada pikiran sebenarnya untuk berhenti tapi semakin ke sini dengar pesan dia, chat dia sama sebelumnya itu yang membuat saya kuat, dan terus melanjutkan ini sampai selesai," paparnya.
Kini Adithya bertekad untuk berjuang hingga pandemi Covid-19 berakhir.
"Saya memang sudah bulat untuk terus berjuang untuk menyelesaikan ini semua," ucapnya.
"Saya ingin ini (berjuang) sampai selesai, enggak mau putus di tengah jalan," lanjut Adithya.
Pada segmen sebelumnya Adhitya menceritakan bahwa ia telah menjaga jarak dengan keluarganya yakni anak dan istrinya sejak tanggal 23 Maret lalu.
Ia mengakui saat itu telah berdiskusi dengan istrinya untuk menjaga jarak demi kemanan kesehatan mereka.
"Karena di situ cukup mengkhawatirkan keadaannya, saya sudah ngobrol sama istri untuk izin berpisah dulu sampai keadaan lebih baik," katanya.
Adithya khawatir dirinya terjangkit Covid-19 sebab mobilitas orang di Sukabumi tergolong tinggi.
"Saya cukup curiga dengan banyaknya mobilitas orang ke Sukabumi itu cukup banyak sekali," ujarnya.
Ia mengatakan dirinya sempat kembali bertemu istrinya di saat pindah ke tempat karantina yang disediakan oleh pemerintah daerah.
Adithya bercerita dirinya kaget mendengar kepergian istrinya yang mendadak.
Padahal sebelumnya istrinya tidak pernah menunjukkan gejala sakit apapun.
Almarhumah Nadia pun akhirnya meninggal setelah dilarikan ke IGD untuk mendapat perawatan.
"Semua coba dilakukan untuk menyelamatkan istri saya, tapi takdir berkata lain," pungkasnya.
Kini Adithya harus hidup sendiri bersama satu orang putrinya yang masih berumur satu tahun tujuh bulan.
(Tribun Wow)