Suar.ID -Ika Musriati (20) seorang asisten rumah tangga (ART) mengaku telah disiksa oleh pasangan suami istri di daerah perumahan Semarang Barat, Jawa Tengah.
Ika Musriati mengalami ketakutan dan trauma karena penganiayaan yang dilakukan majikannya.
Tak hanya mengalami trauma, Ika juga mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya.
ART tersebut merupakan warga Mlatiharjo Timur, Citarum Semarang.
Berikut Tribunnews merangkum sejumlah faktanya tentang kasus penganiayaan itu, Kamis (23/4/2020):
Bulan Ketiga Mulai Disiksa
Ika menceritakan, dirinya bekerja sebagai ART sejak Agustus tahun 2019 lalu di rumah pasangan suami istri tersebut.
Awalnya, majikan memperlakukannya dengan baik.
Namun, Ika menyebut, setelah berjalan tiga bulan dia mendapatkan siksaan setiap hari.
"Dua bulan awal bekerja majikan masih berlaku baik."
"Sudah mulai betah, tapi di bulan ketiga mulai berlaku kasar dan mulai disiksa," kata dia, Selasa (21/4/2020), dikutip dari Kompas.com.
Dipaksa Minum Air Mendidih
Ika juga memperlihatkan bekas luka sayatan cutter di tangannya.
Menurutnya, enam luka sayatan itu dikarenakan dipaksa oleh majikannya bunuh diri.
Ia pun kerap disiram air panas hingga mendapatkan pukulan dari majikan.
Selain itu, Ika juga mengatakan, jika dirinya pernah dipaksa meminum air mendidih serta menelan 50 cabai.
Bahkan, ia tak pernah mendapat makanan yang layak.
Hanya diberikan nasi basi tanpa lauk pauk.
Pita Suara Rusak
Ika pun mengungkapkan, setiap hari harus menerima siksaan yang bertubi-tubi dari majikannya.
Dilansir oleh Kompas.com, akibat siksaan yang diterimanya, ia mengalami kerusakan pada bagian pita suaranya.
Sehingga, ia diharuskan menjalani operasi pita suara
Ika juga sempat berniat kabur dan minta pertolongan tetangga sekitar karena tak tahan dengan perlakuan majikannya.
Namun, tetangga sekitar tidak ada yang peduli.
Adapun derita yang dialaminya tak sebanding dengan gaji yang dijanjikan majikannya.
Gaji yang dijanjikan sejumlah Rp 1,6 juta per bulan dan baru diberikan penuh di satu bulan pertama.
Alami Trauma
Saat ini, dia mengaku mengalami trauma yang mendalam akibat perilaku majikannya.
Ika juga merasa takut jika melihat air putih karena trauma.
"Saya masih takut dan kebayang kejadian itu. Saya trauma kalau keluar rumah harus ditemani orangtua."
"Gak bisa pergi jauh dari rumah. Lihat air putih takut karena teringat siksaan," ungkapnya.
Ika bercerita, dirinya baru bisa lolos dari peristiwa itu karena dituduh mencuri ponsel.
Saat itu majikannya menyeret Ika ke Polsek Semarang Barat.
Ia mengaku mengambil ponsel milik majikannya secara diam-diam karena berniat ingin menghubungi keluarganya.
Sejak awal Ika bekerja, ponsel miliknya disita oleh pasutri tersebut.
Kecurigaan Polisi
Ketika polisi melihat kondisinya yang ketika itu babak belur pun merasa curiga.
Atas kecurigaan polisi, Ika dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum.
"Saat di kantor polisi kondisi saya lemas, memar, mau jalan juga susah, polisinya curiga. Saya diantar ke RS Bhayangkara. Kemudian saya divisum."
"Baru tahu kalau tenggorokan saya luka parah, pita suara rusak. Penyiksaan yang saya alami terbongkarnya awalnya ya dari situ," ujarnya.
Ika dan keluarganya berharap agar Polsek Semarang Barat memberi hukuman setimpal buat majikannya.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin) (Kompas.com/Kontributor Semarang, Riska Farasonalia)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul FAKTA Pilu ART Disiksa Majikan di Semarang, Dipaksa Minum Air Mendidih hingga Pita Suara Rusak