"Ya, bisa saya keluar tidak tahu mau kemana, orang tua sudah meninggal," ujarnya.
Selain itu di lapas sendiri ia bisa bersosialisasi dan memiliki banyak teman yang sudah dianggapnya seperti keluarga sendiri.
Tak cuma itu, berbagai kegiatan positif di dalam rutan ini juga malah membuatnya semakin nyaman.
"Sudah seperti rumah sendiri dan banyak kegiatannya, seperti olahraga, bantu-bantu angkat makanan dari teman yang dibesuk," ungkapnya.
Ambo juga mengungkapkan kalau selama dirinya dipenjara ini tak ada seorang pun yang menjenguknya.
Istrinya sendiri sudah meninggalkannya sejak 2 bualn pasca dirinya masuk penjara.
"Kalau saya selama di sini, biar sekali tidak ada yang jenguk, kalau istri sudah diambil orang, setelah saya masuk dua bulan dia minta cerai, karena gak tahan," lanjutnya.
Ambo sendiri merupakan salah satu dari 4 warga binaan rutan Samarinda yang menolak untuk diberikan asimilasi.
Sementara itu dilansir dari tribunnews.com, sebanyak 137 orang napi telah menerima pembebasan.